“Dan hendaklah takut (kepada Allah SWT ) orang-orang yang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar
(QS. An-Nisa’ : 9)

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia pulang

(HR. Tirmidzi)

AJF

AJF
"DALAM KEBERSAMAAN KITA ADA KEMUDAHAN. . . DALAM KEMUDAHAN ADA KEBERHASILAN & DALAM KEBERHASILAN AKAN LAHIR KEBAHAGIAN" " M A R I JALIN UKHUWAH. . . INDAHKAN DUNIA DENGAN KEBAIKAN. . . " SATUKAN TEKAD RAIHLAH IMPIAN KITA. . . S E L A M A - L A M A N Y A "

Kamis, 18 Oktober 2012

PUBERTAS itu.. WOW githu.."


BENARKAH MASA PUBER ITU MASA PELAMPIASAN HAWA NAFSU ??
HARUSKAH PARA ABG/REMAJA KEHILANGAN KEPERJAKAAN & KEPERAWANANNYA SAAT PUBER ??
PERLUKAH MENGHILANGKAN KEHORMATAN DIRI KARENA ALASAN CINTA ?? 

"pastinya WOW gt.., :)

Sahabat, masa puber adalah masa transisi dalam tahapan perkembangan manusia dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan kemapanan. Masa ini merupakan masa yang demikian penting dalam perkembangan laki-laki dan perempuan, dimana mereka mengalami banyak "masalah psikologis" sebagai akibat perubahan pada fisiknya, perkembangan organ seksual, psikologis, pengetahuan, kemasyarakatan, dan emosional.
Masa ini dimulai kira-kira pada usia 12 - 18 tahun. Masa ini ditandai dengan sang anak merasa tidak percaya diri, ragu-ragu, tidak stabil tingkat emosionalnya.

Pada tahapan ini terjadi perkembangan jasmani secara cepat dan signifikan serta dengan sangat kentara, dimana tinggi dan berat badan mulai berbeda dibandingkan ukuran jantung yang tidak ikut berkembang dengan perkembangan badan yang cepat. Oleh karena itu kita melihat perilaku anak yang memasuki masa puber banyak tidak stabil dan terkadang "tidak bersahabat". Hal ini karena adanya tekanan yang keras kepada jantung tanpa diikuti kemampuan untuk mengikuti perkembangan fisiknya yang demikian cepat. Oleh karena itu, masa ini disebut masa puber.

Munculnya ciri-ciri seksual pada masing-masing gender, laki-laki maupun perempuan. Hal ini mengakibatkan ketidakstabilan emosi karena perubahan pada fungsi-fungsi organ tubuhnya.

B. Mensikapi Masa Puber, Laki-laki Dan Perempuan

Kematangan jasmani dan seksual dalam tahapan ini mengakibatkan sang anak suka kepada kecenderungan tertentu, perhatian perilaku khusus. Yang paling kentara adalah ia mulai perhatian dengan lawan jenisnya dan mulai mencari perhatiannya.

Juga, cenderung untuk menjalin persahabatan dan berkelompok dengan orang lain, sebagaimana perilaku Puber yang cenderung "mencuri perhatian orang lain", mendapatkan penerimaan orang lain, kurang suka bekerja sama, mudah terpancing emosinya, suka bermalas-malasan, santai, dan cuek sebagai akibat perubahan jasmaninya yang begitu cepat.

Anak yang memasuki masa puber ini membutuhkan sejumlah kebutuhan sosial yang urgen, yaitu:
Dihargai, sebab pada masa ini ia demikian perasa karena perubahan fisiknya yang cepat;
Kemandirian dalam emosi dan materi serta mengambil keputusan;
Butuh akan tempat berkeluh-kesah, sebab ia mulai untuk mandiri pada saat yang sama ia tidak menyandarkan diri pada orang tua dan keluarga;
Butuh akan pengarah, sebab keinginan dan kebutuhannya terhalang dengan pengaturan dan sistemkemasyarakatan;
Butuh akan penerimaan masyarakat dari sekolah, rumah, dan kawan;
Butuh akan dukungan masyarakat.


Oleh karena itu, kedua orang tua diharapkanmau memahami kebutuhan anak gadisnya atau anak laki-lakinya yang memasuki masa puber ini sehingga merek abisa berkembang secara sehat, terbebas dari masalah kejiwaan dan sosial.

C. Mewaspadai Kendala Pada Masa Puber

Apabila komunikasi dalam keluarga berjalan baik dan menyenangkan bagi anak usia puber, maka perkembangan ke-puber-annya akan berjalan sehat, sebab masa puber demikian dipengaruhi oleh masa kanak-kanaknya dahulu dan suasana yang kini sedang di alaminya.
Sejumlah hal yang berpengaruh terhadap perilaku puber:
Hubungan anak dengan orang tua, dan dampaknya terhadap anak;
Perselisihan antara sang anak dengan orang tua;
Strata ekonomi dan sosial keluarga terkadang berdampak negatif atau positif terhadap puber;
Pada kondisi ini, sang anak biasanya tampak murung atau suka menyendiri, mengurangi interaksinya dengan keluarganya, dan cederung suka bergaul dengan kawan-kawannya sebab mereka dirasa bisa membantunya menghilangkan "kungkungan" keluarga dan "memberontak" kepada keluarga.
Oleh karena itu, setiap orang tua mestinya mewaspadai beberapa perilaku di atas dan berusaha membiarkan sang anak untuk percaya diri (mandiri), mengatur waktu luangnya serta kebersamaan emosi dalam urusan keluarga.
Sisi Pengetahuan dan kemasyarakatan yang mengarahkan anak menjadi menyimpang:
Kawan yang jelek, Ketika sang anak yang memasuki masa puber mulai mengenal sejumlah kawan sehingga ia seolah menjadi keluarga baginya, maka jika kawan itu adalah kawan yang jelek mereka akan mengarahkan anak kepada perilaku negatif, seperti mencuri, narkoba, tindak kriminal, dll.;
Pengalaman seksual yang menyimpang yang ia peroleh dari hasil pergaulan dengan kawan-kawannya;
Keinginan untuk berpindah gender, karena ia menyangka bahwa ia tidak seharusnya menjadi gender seperti sekarang.

D. Anak-anak Butuh Kawan Untuk Mengawasinya

Anak pada masa ini cenderung untuk mulai berfikir kritis dan cerdas, dimana perkembangan kecerdasannya mencapai 95% pada usia ini. Oleh karena itu, anak harus disibukkan dengan hal-hal yang positif untuk mengembangkan kecerdasannya agar tidak sibuk dengan hal-hal negatif yang merusak.

Juga, pada masa ini ia cenderung suka meniru orang lain yang sedang "ngetrend". Saat ini, orang tua harus menjadi kawan yang baik bagi anaknya, demikian juga Ibu harus menjadi kawan yang baik bagi puteri gadisnya. Membiasakan sang anak berperilaku benar dan berkata jujur, demikian juga dalam kebersamaan melakukan urusan keluarga, sebab masa ini sang anak suka berhubungan dengan kawan-kawannya daripada dengan anggota keluarganya. Sebab mereka merasa mendapatkan apa yang mereka inginkan apabila tidak memperoleh dari keluarganya.

Kita memiliki contoh yang santun dari Rasulullah, dimana beliau begitu perhatian kepada pemuda dengan memberikan tugas yang demikian besar kepada Usamah ibn Zaid untuk menjadikomandan perang muslimin, demikian juga Muhammad ibn Al-Qasim yang berhasil membuka daerah perbatasan China pada masa Al-Walid ibn Abdul Malik, pada saat itu usia beliau 18 tahun.

E. Sejumlah Saran Untuk Orang Tua

Kedua orang tua mesti memperhatikan metode-metode di bawah ini dalam bermuamalah dengan anak yang memasuki masa puber:
Toleran, melakukan pengarahan secara tidak langsung dalam memilihkan teman yang layak lagibaik untuk anaknya, aktivitas dan kegiatan yang positif, menanamkan kepercayaan diri dalam diri sang anak;
Tidak terlalu keras, orang tua harus menekankan kepada anak hal-hal yang harus ia pegang dengan komit, akan tetapi harus hati-hati agar tidak menyebabkan efek yang berlawanan. Untuk itu perlu menggunakan cara diskusi, musyawarah, tidak mendoktrin atau memaksakan pendapat, memberikan tanggung jawab peran kepada anak;
Gunakan satu waktu tertentu secara cukup untuk bercengkerama bersama anak setiap hari;
Berikan kepada mereka sarana yang bisa membantu mereka memanfaatkan waktu luang mereka secara positif;
Kontrollah perilaku-perilaku negatif yang mungkin akan mengenai sang anak dengan tetap memberikan kebebasan yang baik kepadanya;
Kembangkan perilaku yang bersahabat dan membantu orang lain, dan berusaha memberikan solusi terhadap setiap persoalan perilaku negatif dengan memberikan pengarahan yang santun;
Beri nasihat sang anak dengan cara pendidikan, bukan dengan cara mengkritik atau menyerangnya atau mencacinya, dan jangan membanding-bandingkan anakmu dengan anak lain;
Sesungguhnya pengalaman masa puber adalah terbatas, maka jangan terlalu melihat kesalahan-kesalahan yang ia perbuat;
Biasakan sang anak sebelum memasuki masa puber untuk meminta izin dan menundukkan padangan, menjaga lisan, tidur /berbaring ke sebelah kanan, serta jauhi "impuls-impuls" seksual;
  Berilah penjelasan akan surat An-Nur, dan wanti-wanti mereka agar tidak terjerumus dalam zina, tentu dengan cara yang santun dan mendidik;


Dan diakhirnya kami katakan, dengan metode Islami orang tua akan mampu memberikan solusi terhadap seluruh permasalahan anaknya serta mengembangkan kemampuan mereka pada masa puber ini.

And tuk Sahabat ABG, g perlu takut hadapi puber.. fokuslah raih cita-cita mulia masa depanmu.. abaikan godaan manusia hidung belang. maka insyaAllah dirimu berhasil. 
"Karena ABG itu Woow gitu.."


(dari berbagai sumber)

Selasa, 16 Oktober 2012

ABDULLAH bin ABBAS


"Sang Cerdas Kyai Umat"

Taukah SAHABAT ?
 
Abdullah Bin Abbas (Ibnu Abbas) ra. adalah sosok yang serupa dengan Ibnu Zubeir bahwa mereka sama-sama menemui Rasulullah dan bergaul dengannya selagi masih becil, dan Rasulullah wafat sebelum Ibnu Abbas mencapai usia dewasa. Tetapi ia seorang lain yang di waktu kecil telah mendapat kerangka kepahlawanan dan prinsip-prinsip kehidupan dari Rasuluilah saw. yang mengutamakan dan mendidiknya serta mengajarinya hikmat yang murni. Dan dengan keteguhan iman dan kekuatan akhlaq serta melimpahnya ilmunya, Ibnu Abbas mencapai kedudukan tinggi di lingkungan tokoh-tokoh sekeliling Rasululllah saw.
Ia adalah putera Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah saw. Digelari "habar" atau kyai atau lengkapnya "kyai ummat", suatu gelar yang hanya dapat dicapainya karena otaknya yang cerdas, hatinya yang mulia dan pengetahuannya yang luas.
Dari kecilnya, Ibnu Abbbas telah mengetahui jalan hidup yang akan ditempuhnya, dan ia lebih mengetahuinya lagi ketika pada suatu hari Rasulullah menariknya ke dekatnya selagi ia masih kecil itu dan menepuk-nepuk bahunya serta mendu'akannya: -
"Ya Allah, berilah ia ilmu Agama yang mendalam dan ajarkanlah kepadanya ta'wil".
Kemudian berturut-turut pula datangnya kesempatan dimana Rasulullah mengulang-ulang du'a tadi bagi Abdullah bin Abbas sebagai saudara sepupunya itu ..., dan ketika itu ia mengertilah bahwa ia diciptakan untuk ilmu dan pengetahuan.
Sementara persiapan otaknya mendorongnya pula dengan kuat untuk menempuh jalan ini. Karena walaupun di saat Rasulullah shallallahu alaihi wasalam wafat itu, usianya belum lagi lebih dari tiga belas tahun, tetapi sedari kecilnya tak pernah satu hari pun lewat, tanpa ia menghadiri majlis Rasulullah dan menghafalkan apa yang diucapkannya....
Dan setelah kepergian Rasulullah ke Rafiqul A'la, Ibnu Abbas mempelajari sungguh-sungguh dari shahabat-shahabat Rasul yang pertama, apa-apa yang input didengar dan dipelajarinya dari Rasulullah saw. sendiri. Suatu tanda tanya (ingin mengetahui dan ingin bertanya) terpatri dalam dirinya.
Maka setiap kedengaran olehnya seseorang yang mengetahui suatn ilmu atau menghafaikan Hadits, segeralah ia menemuinya dan belajar kepadanya. Dan otaknya yang encer lagi tidak mau puas itu, mendorongnya nntuk meneliti apa yang didengarnya.
Hingga tidak saja ia menumpahkan perhatian terhadap mengumpulkan ilmu pengetahuan semata, tapi jnga untuk meneliti dan menyelidiki sumber-sumbernya.
Pernah ia menceritakan pengalamannya: -- "Pernah aku bertanya kepada tigapuluh orang shahabat Rasul shallallahu alaihi wasalam  mengenai satu masalah". Dan bagaimana keinginannya yang amat besar untuk mendapatkan sesuatu ilmu, digambarkannya kepada kita sebagai berikut:
"Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wasalam  wafat, kakatakan kepada salah seorang pemuda Anshar: "Marilah kita bertanya kepada shahabat Rasulullah, sekarang ini mereka hampir semuanya sedang bekumpul?"
Jawab pemuda Anshar itu:
"Aneh sekali kamu ini, hai Ibnu Abbas! Apakah kamu kira orang-orang akan membutuhkanmu, padahal di kalangan mereka sebagai kan lihat banyak terdapat shahabat Rasulullah ... ?" Demikianlah ia tak mau diajak, tetapi aku tetap pergi bertanya kepada shahabat-shahabat Rasulullah.
Pernah aku mendapatkan satu Hadits dari seseorang, dengan cara kudatangi rumahnya kebetulan ia sedang tidur slang. Kubentangkan kainku di muka pintunya, lalu duduk menunggu, sementara angin menerbangkan debu kepadaku, sampai akhirnya ia  bangun  dan  keluar mendapatiku. Maka katanya: -- "Hai saudara sepupu Rasulullah, apa maksud kedatanganmu? Kenapa tidak kamu suruh saja orang kepadaku agar aku datang kepadamu?" "Tidak!" ujarku, "bahkan akulah yang harus datang mengunjungi anda! Kemudian kutanyakanlah kepadanya sebuah Hadits dan aku belajar daripadanya ... !"
Demikianlah pemuda kita yang agung ini bertanya, kemudian bertanya dan bertanya lagi, lalu dicarinya jawaban dengan teliti,  dan dikajinya dengan seksama dan  dianalisanya  dengan fikiran yang berlian. Dari hari ke hari pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya berkembang dan tumbuh, hingga dalam usianya yang muda belia telah cukup dimilikinya hikmat dari orang-orang tua, dan disadapnya ketenangan dan kebersihan pikiran mereka, sampai-sampai Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab radhiallahu anhu menjadikannya kawan bermusyawarah pada setiap urusan penting dan menggelarkannya "pemuda tua" ... !
Pada suatu hari ditanyakan orang kepada Ibnu Abbas:
"Bagaimana anda mendapatkan ilmu ini ... ?"
Jawabnya: -"Dengan lidah yang gemar bertanya, dan akal yang suka berfikir... !"
Maka dengan lidahnya yang selalu bertanya dan fikirannya yang tak jemu-jemunya meneliti, serta dengan kerendahan hati dan pandainya bergaul, jadilah Ibnu Abbas sebagai "kyahi ummat ini".
Sa'ad bin Abi Waqqash melukiskannya dengan kalimat-kalimat seperti ini :-
Tak seorang pun yang kutemui lebih cepat mengerti, lebih tajam berfikir dan lebih banyak dapat menyerap ilmu dan lebih luas sifat santunnya dari Ibnu Abbas ... ! Dan sungguh, kulihat Umar memanggilnya dalam urusan-urusan pelik, padahal sekelilingnya terdapat peserta Badar dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Maka tampillah Ibnu Abbas menyampaikan pendapatnya, dan Umar pun tak hendak melampaui apa katanya!"
Ketika membicarakannya, Ubaidillah bin 'Utbah berkata:-
"Tidak seorang pun yang lebih tahu tentang Hadits yang diterimanya dari Rasulullah shallallahu alaihi wasalam  daripada Ibnu Abbas... !
Dan tak kulihat orang yang lebih mengetahui tentang putusan Abu Bakar, Umar dan Utsman dalam pengadilan daripadanya ... ! Begitu pula tak ada yang lebih mendalam pengertiannya daripadanya ....
Sungguh, ia telah menyediakan waktu untuk mengajarkan fiqih satu hari, tafsir satu hari, riwayat dan strategi perang satu hari, syair satu hari, dan tarikh serta kebudayaan bangsa Arab satu hari ....
Serta tak ada yang lebih tahu tentang syair, bahasa Arab, tafsir  -Quran,  ilmu  hisab  dan  seal  pembagian  pusaka daripadanya ... ! Dan tidak seorang alim pun yang pergi duduk ke dekatnya kecuali hormat kepadanya, serta tidak seorang pun yang bertanya, kecuali mendapatkan jawaban daripadanya... !"
Seorang Muslim penduduk Bashrah melukiskannya pula sebagai berikut: -- (Ibnu Abbas pernah menjadi gubernur di sana, diangkat oleh Ali)
"Ia mengambil tiga perkara dan meninggalkan tiga perkara ....
1.    Menarik hati pendengar apabila ia berbicara.
2.    Memperhatikan setiap ucapan pembicara.
3.    Memilih yang teringan apabila memutuskan perkara.
1.    Menjauhi sifat mengambil muka.
2.    Menjauhi orang-orang yang rendah budi.
3.    Menjauhi setiap perbuatan dosa.
Sebagaimana kita telah paparkan bahwa Ibnu Abbas adalah orang yang menguasai dan mendalami berbagai cabang ilmu.
Maka ia pun menjadi tepatan bagi orang-orang pang mencari ilmu, berbondong-bondong orang datang dari berbagai penjuru negeri Islam untuk mengikuti pendidikan dan mendalami ilmu pengetahuan.
Di samping ingatannya yang kuat bahkan luar biasa itu, Ibnu Abbas memiliki pula kecerdasan dan kepintaran yang Istimewa.
Alasan  yang  dikemukakannya  bagaikan  cahaya  matahari, menembus ke dalam kalbu menghidupkan cahaya iman ....Dan dalam percakapan atau berdialog, tidak saja ia membuat lawannya terdiam, mengerti dan menerima alasan yang dikemukakannya, tetapi juga menyebabkannya diam terpesona, karena manisnya susunan kata dan keahliannya berbicara ... !
Dan bagaimana pun juga banyaknya ilmu dan tepatnya alasan tetapi diskusi atau tukar fikiran itu ... ! Baginya tidak lain hanyalah sebagai suatu slat yang paring ampuh untuk mendapatkan dan mengetahui kebenaran ... !
Dan memang, telah lama ia ditabuti oleh Kaum Khawarij karena logikanya yang tepat dan tajam! Pada suatu hari ia diutus oleh Imam Ali kepada sekelompok besar dari mereka. Maka terjadilah di antaranya dengan mereka percakapan yang amat mempesona, di mana Ibnu Abbas mengarahkan pembicaraan serta menyodorkan alasan dengan cara yang menakjubkan. Dari percakapan yang panjang itu, kita cukup mengutip cupIikan di bawah ini: -
Tanya Ibnu Abbas: -- "Hal-hal apakah yang menyebabkan tuan-tuan menaruh dendam terhadap Ali ... ?"
Ujar mereka: -"Ada tiga hal yang menyebabkan kebencian kami padanya: -
Pertama dalam Agama Allah ia bertahkim kepada manusia, padahal Allah  berfirman:  '"Tak ada hukum kecuali bagi Allah ... !')
Kedua, ia berperang, tetapi tidak menawan pihak musuh dan tidak pula mengambil barta rampasan. Seandainya pihak lawan itu orang-orang kafir, berarti harta mereka itu halal. Sebaliknya bila mereka orang-orang beriman maka haramlah darahnya ... !)
Dan ketiga, waktu bertahkim, ia rela menanggalkan sifat Amirul Mu'minin dari dirinya demi mengabulkan tuntutan lawannya. Maka jika ia sudah tidak jadi amir atau kepala bagi orang-orang Mu'min lagi, berarti ia menjadi kepala bagi orang-orang kafir... !"3)
Lamunan-lamunan mereka itu dipatahkan oleh Ibnu Abbas, katanya: -- "Mengenai perkataan tuan-tuan bahwa ia bertahkim kepada manusia dalam Agama Allah, maka apa salahnya ... ?
Bukankah Allah telah berfirman:
"Hai orang-orang beriman! Janganlah halian membunuh binatang buruan, sewaktu halian dalam ihram! Barang siapa di antara kalian yang membunuhnya dengan sengaja, maka hendaklah ia membayar denda berupa binatang ternak yang sebanding dengan hewran yang dibunuhnya itu, yang untuk menetapkannya diputuskan oleh dua orang yang adil di antara kalian sebagai hahimnya ... !" (Q.S. 5 al-hlaidah: 95)
Nah, atas nama Allah cobalah jawab: "Manakah yang lebih penting, bertahkim kepada manusia demi menjaga darah kaum Muslimin, ataukah bertahkim kepada mereka mengenai seekor kelinci yang harganya seperempat dirham ... ?"
Para pemimpin Khawarij itu tertegun menghadapi logika tajam dan tuntas itu. Kemudian "kyai ummat ini" melanjutkan bantahannya: -
"Tentang ucapan tuan-tuan bahwa ia perang tetapi tidak melakukan penawanan dan merebut harta rampasan, apakah tuan-tuan menghendaki agar ia mengambil Aisyah istri Rasulullah shallallahu alaihi wasalam  dan Ummul Mu'minin itu sebagai tawanan, dan pakaian berkabungnya sebagai barang rampasan ... ?"
Di sini wajah orang-orang itu jadi merah padam karena main, lain menutupi muka mereka dengan tangan ...,sementara Ibnu Abbas beralih kepada soal yang ketiga katanya: -
"Adapun ucapan tuan-tuan bahwa ia rela menanggalkan sifat Amirul Mu'minin dari dirinya sampai selesainya tahkim, maka dengarlah oleh tuan-tuan apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam di hari Hudaibiyah, yakni ketika ia mengimlakkan surat perjanjian yang telah tercapai antaranya dengan orang-orang Quraisy. Katanya kepada penuiis: "Tulislah: Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad Rasulullah ... ". Tiba-tiba utusan Qnraisy menyela: 'Demi Allah, seandainya kami mengakuimu sebagai Rasulullah, tentulah kami tidak menghalangimu ke Baitullah dan tidak pula akan memerangimu ... ! Maka tulislah:
Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !"
Kata Rasulullah kepada mereka: "Demi Allah, sesungguhnya saya ini Rasulullah walaupun kamu tak hendak mengakuinya…"
Lalu kepada penulis surat perjanjian itu diperintahkannya:
"Tulislah apa yang mereka kehendaki! Tulis: Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !"
Demikianlah, dengan cara yang menarik( dan menakjubkan ini, berlangsung soal jawab antara Ibnu Abbas dan golongan Khawarij, hingga belum lagi tukar fikiran itu selesai, duapuluh ribu orang di antara mereka bangkit serentak, menyatakan kepuasan mereka terhadap keterangan-keterangan Ibnu Abbas dan sekaligus memaklumkan penarikan diri mereka dari memusuhi Imam Ali... !
Ibnu Abbas tidak saja memiliki kekayaan besar berupa ilmu pengetahuan semata, tapi di samping itu ia memiliki pula kekayaan yang lebih besar lagi, yakni etika ilmu serta akhlak para ulama. Dalam kedermawanan dan sifat pemurahnya, Ia bagaikan Imam dengan,panji-panjinya. Dilimpah-ruahkannya harta bendanya kepada manusia, persis sebagaimana ia melimpah ruahkan ilmunya kepada mereka....
Orang-orang yang sesama dengannya, pernah menceritakan dirinya sebagai berikut: -- "Tidak sebuah rumah pun kita temui yang lebih banyak makanan, minuman buah-buahan, begitupun ilmu pengetahuannya dari rumah Ibnu Abbas ... !"
Di samping itu ia seorang yang berhati suci dan berjiwa bersih, tidak menaruh dendam atau kebencian kepada siapa juga.
Keinginannya yang tak pernah menjadi kenyang, ialah harapannya agar setiap orang, baik yang dikenalnya atau tidak, beroleh kebaikan...!
Katanya mengenai dirinya: -
"Setiap aku mengetahui suatu ayat dari kitabullah, aku berharap kiranya semua manusia mengetahui seperti apa yang kuketahui itu ... ! Dan setiap aku mendengar seorang hakim di antara hakim-hakim Islam melaksanakan keadilan dan memutus sesuatu perkara dengan adil, maka aku merasa gembira dan turut mendu'akannya ..., padahal tak ada hubungan perkara antaraku dengannya ... ! Dan setiap aku mendengar turunnya hujan yang menimpa bumi Muslimin, aku merasa berbahagia, padahal tidak seekor pun binatang ternakku yang digembalakan di bumi tersebut...!"
Ia seorang ahli ibadah yang tekun beribadat dan rajin bertaubat ..., sering bangun di tengah malam dan shaum di waktu siang, dan seolah-olah kedua matanya telah hafal akan jalan yang dilalui oleh air matanya di kedua pipinya, karena seringnya ia menangis, balk di kala ia shalat maupun sewaktu membaca alquran ....Dan ketika ia membaca ayat-ayat alquran yang memuat berita duka atau ancaman, apalagi mengenai maut dan saat dibangkitkan, maka isaknya bertambah keras dan sedu sedannya menjadi-jadi ... !
Di samping semua itu, ia juga seorang yang berani, berfikiran sehat dan teguh memegang amanat ... ! Dalam perselisihan yang terjadi antara Ali dan Mu'awiyah, ia mempunyai beberapa pendapat yang menunjukban tingginya kecerdasan dan banyaknya akal serta siasatnya .... Ia lebih mementingkan perdamaian dari peperangan, lebih banyak berusaha dengan jalan lemah lembut daripada kekerasan, dan menggunahan fikiran daripada paksaan...!
Tatkala Husein radhiallahu anhu  bermaksud hendak pergi ke Irak untuk memerangi Ziad dan Yazid, Ibnu Abbas menasehati Husein, memegang tangannya dan berusaha sekuat daya untuk menghalanginya. Dan tatkala ia mendengar kematiannya, ia amat terpukul, dan tidak keluar-keluar rumah karena amat dukanya.
Dan di setiap pertentangan yang timbul antara Muslim dengan Muslim tak ada yang dilakukan oleh Ibnu Abbas, selain mengacungkan bendera perdamaian, beriunak lembut dan melenyapkan kesalah-pahaman
Benar ia ikut terjun dalam peperangan di pihak Imam Ali terhadap Mu'awiyah, tetapi hal itu dilakukannya, tiada lain hanyalah sebagai tamparan keras yang wajib dilakukan terhadap penggerak perpecahan yang mengancam keutuhan Agama dan kesatuan ummat... !
Demikianlah kehidupan Ibnu Abbas, dipenuhi dunianya dengan ilmu dan hikmat, dan disebarkan di antara ummat buah nasehat dan ketaqwaannya - · · · Dan pada usianya yang ketujuhpuluh satu tahun, ia terpanggil untuk menemui Tuhannya Yang Maha Agung · - · · Maka kota Thaif pun menyaksikan perarakan besar, di mana seorang Mu'min diiringkan menuju surgaNya.
Dan tatkala tubuh kasamya mendapatkan tempat yang aman dalam kuburnya, angkasa bagai berguncang disebabkan gema janji Allah Ta'ala yang haq:

"Wahai jiwa yang aman tenteram! Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridlai. Maka masuklah ke dalam lingkungan hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surgaKu" 
(QS.Al-Fajr: 27-30)

 Sahabat, mari kita coba meneladani Abdullah bin Abbas ra. Subhanalloh..

Rabu, 10 Oktober 2012

Dzikir Hujan dan Muhasabah Perjalanan Dakwah Kita



Hujan..setiap tetesnya mengandung berkah dan rahmah..

Seperti basahnya dedaunan di luar sana..
kawan, ini adalah saat yang tepat untuk bermuhasabah,
saat yang tepat untuk juga membasahi jiwa-jiwa kita dengan dzikrullah..

Coba tengok sejenak hatimu,
Berhentilah sesaat saja dari segala aktivitas duniamu..
tanyakan bagaimana kabar imanmu saat ini..
Masihkan ia seperti embun? Yang merunduk tawadhu di pucuk-pucuk daun..
Masihkah ia seperti karang? Yang berdiri tegar menghadapi gelombang ujian..
Masihkah ia seperti bintang? Yang terang benderang menerangi kehidupan..

Kawan, bukankah Allah Maha Mengetahui segala isi hati?
Coba tengok sekali lagi hatimu..

Benarkah apa yg kau lakukan selama ini adalah murni karena-Nya?
Karena cinta yang kau persembahkan untuk-Nya?
Benarkah yang kau perjuangkan selama ini adalah demi meneruskan risalah dakwah Rasulullah SAW..manusia yang paling dicintai-Nya?

Kawan, sudah jujurkah kau dengan hatimu?
Apakah benih-benih riya’ dan kesombongan telah berhasil menutupi keikhlasanmu?
Apakah beratnya pendakian ini telah melemahkan niat sucimu?
Apakah pandangan manusia telah mampu membelokkan tujuan perjuanganmu?

Allahu Rabbi..
Bukankah kita telah sama-sama mengerti tentang kewajiban ini..
Bukankah kita telah sama-sama memahami tentang janji Allah dalam surah 47 ayat 7..
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu..”

Tak pantas bila akhirnya kau memilih untuk mundur ke belakang..
apalagi dengan meninggalkan luka dan kesulitan..
Lebih tak pantas lagi bila kau tetap berjuang
namun dengan bumbu-bumbu kemunafikan..

Kawan, setiap ujian yg datang seharusnya mampu membuat kita semakin berkobar..

Subhanallah..bukankah Ia selalu memiliki cara untuk mentarbiyah hamba-Nya..

Ujian-ujian ini..
hanyalah ombak kecil yang menerpa kokohnya dinding pertahanan kita..
tak akan mampu membuatnya hancur..
karena kekuatan itu bersumber dari kedekatan kita kepada Sang Maha Perkasa,
Allah azza wa jalla..

Kawan, mengapa tak kita kuatkan saja ukhuwah sesama kita..
mengapa tak kita budayakan saja saling mendoakan di setiap sujud-sujud panjang kita..
mengapa tak kita kokohkan saja pondasi keimanan kita..

Jangan hanya mengeluh, jangan hanya meratapi..
Tapi berpikirlah solusi, dan bergeraklah pasti..

Sungguh, masih banyak hal yang bisa kita perbuat untuk berkontribusi..
dibandingkan terus merasa diri sebagai yang paling lemah dan patut dikasihani..

Kawan, sadarilah potensimu, kembangkanlah kekuatan yg kau miliki..
Karena sesungguhnya setiap yang kita miliki akan dipertanyakan kebermanfaatannya selama ini..
...

Di luar sana hujan masih turun dengan derasnya,,bersyukur, karena di sela-sela aktivitas yang melelahkan raga, Dia masih memberikan waktu untuk kita merenung sejenak, yang semestinya bisa kita jadikan sebagai sarana untuk lebih memahami hikmah-Nya..

Dengarlah kawan..langit masih bernyanyi..nyanyian dzikir kepada-Nya..

referensi : 
www.bersamadakwah.com