“Dan hendaklah takut (kepada Allah SWT ) orang-orang yang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar
(QS. An-Nisa’ : 9)

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia pulang

(HR. Tirmidzi)

AJF

AJF
"DALAM KEBERSAMAAN KITA ADA KEMUDAHAN. . . DALAM KEMUDAHAN ADA KEBERHASILAN & DALAM KEBERHASILAN AKAN LAHIR KEBAHAGIAN" " M A R I JALIN UKHUWAH. . . INDAHKAN DUNIA DENGAN KEBAIKAN. . . " SATUKAN TEKAD RAIHLAH IMPIAN KITA. . . S E L A M A - L A M A N Y A "

Sabtu, 16 April 2022

MENGENAL HARGA IMAN ISLAM

 HARGA IMAN ISLAM

Pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari : 90 %, lalu tahun 2000 populasi muslim turun ke angka : 88,2 % 

(sumber : http://www.dakta.com)

Berdasarkan data tahun 2021 :  

Jumlah penduduk/populasi di dunia yang diperkirakan mencapai : 8,94 miliar jiwa.

Jumlah penduduk muslim di dunia diperkirakan : 1,93 miliar jiwa. (sekitar 22% dari jumlah penduduk dunia)

Total Umat Islam di Indonesia :  86,88% (Juni 2021)

 (sumber : https://databoks.katadata.co.id)

Tidak ada yang lebih berharga dari iman Islam

----

Allah Swt berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” (Surah Ali-Imron 91)

Tafsir Ibnu Katsir :

Maksudnya, barang siapa yang mati dalam keadaan kafir, maka tidak akan diterima darinya suatu kebaikan pun untuk selama-lamanya, sekalipun dia telah menginfakkan emas sepenuh bumi yang menurutnya dianggap sebagai amal taqarrub.


Seperti yang pernah ditanyakan kepada Nabi Saw. tentang hal Abdullah ibnu Jad'an (orang yang dermawan tapi kafir). Abdullah ibnu Jad'an semasa hidupnya gemar menjamu tamu, memberikan pertolongan kepada orang miskin, dan memberi makan orang kelaparan. Pertanyaan yang diajukan kepada beliau ialah, "Apakah hal itu bermanfaat baginya?"

Diriwayatkan Shahih Muslim bahwa Aisyah r.a pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, Ibnu Jad'an dahulu gemar memberi makanan dan menjamu para tamu, apakah perbuatan itu bermanfaat baginya di hari kiamat ?

Maka Rasulullah Saw. menjawab:

«لَا، إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا مِنَ الدهر: ربي اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ»

Beliau menjawab,"Tidak", karena seharipun ia tidak pernah mengucapkan, "Tuhanku, ampunilah dosaku pada Hari Pembalasan". (Muslim dan Ibnu Katsir).

Berkenaan dengan hadits tersebut, Imam An-Nawawi menjelaskan, bahwa pengertian hadits tersebut di atas adalah menjalin persaudaraan, memberi makan, dan melakukan berbagai kebaikan tidaklah bermanfaat baginya di akhirat kelak, karena dia seorang kafir. Jadi, makna dalam sabda Rasulullah Saw, tidak pernah mengucapkan "Tuhanku, ampunilah dosaku di Hari Pembalasan" tersebut adalah mengandung pengertian bahwa ia (Ibnu Jad'an) tidak mempercayai Hari Kebangkitan, dan orang yang tidak mempercayainya berarti kafir dan segala amal perbuatannya tidak bermanfaat baginya kelak.

 

Al Qadhi Ibnu Iyadh rahimahuLlahu berkata, bahwa sabda Rasulullah SAW, "Disepakati bahwa orang-orang kafir tidak akan memperoleh manfaat dari segala amal perbuatan mereka, tidak akan diberi pahala, dan tidak pula diberi keringanan siksaan. Bahkan, siksaan sebagian mereka lebih keras daripada sebagian lainnya sesuai dengan tingkat kejahatannya". (Muslim).

وَلَوِ افْتَدى بِهِ

“walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu”

Demikian pula seandainya dia menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi, niscaya hal itu TIDAK AKAN DITERIMA DARINYA. Seperti yang dinyatakan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

وَلا يُقْبَلُ مِنْها عَدْلٌ وَلا تَنْفَعُها شَفاعَةٌ

dan tidak akan diterima suatu tebusan pun darinya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya. (Al-Baqarah: 123)

لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلا خِلالٌ

Yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (Ibrahim: 31)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعاً وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ مِنْ عَذابِ يَوْمِ الْقِيامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. (Al-Maidah: 36).

 

Dalam ayat di atas perumpamaan harga iman adalah lebih mahal daripada emas sepenuh bumi, lalu berapakah harga emas sepenuh bumi ?!, jika rumusnya : Berat Bumi x Harga Emas.,. maka :

Berat Bumi: 6.000.000.000.000.000.000.000.000 Kg (dibulatkan) x Harga Emas per kilo (kisaran) 500.000.000 = 3.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.

Jadi harga iman itu lebih dari 3 Milyar Triliun Triliun.

 

WALLAHU A'LAM BISH-SHOWAB