“Dan hendaklah takut (kepada Allah SWT ) orang-orang yang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar
(QS. An-Nisa’ : 9)

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia pulang

(HR. Tirmidzi)

AJF

AJF
"DALAM KEBERSAMAAN KITA ADA KEMUDAHAN. . . DALAM KEMUDAHAN ADA KEBERHASILAN & DALAM KEBERHASILAN AKAN LAHIR KEBAHAGIAN" " M A R I JALIN UKHUWAH. . . INDAHKAN DUNIA DENGAN KEBAIKAN. . . " SATUKAN TEKAD RAIHLAH IMPIAN KITA. . . S E L A M A - L A M A N Y A "

Kamis, 07 Juli 2022

TAQWA & IKHLAS DALAM BERQURBAN - AL-HAJJ : 37

 

 

TAQWA & IKHLAS DALAM BERQURBAN

Allah Ta’ala berfirman :

 

“ Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. “ (Al Hajj: 37)

Syaikh As Sa’di mengenai ayat di atas : “bukanlah yang dimaksudkan hanyalah menyembelih saja dan yang Allah harap bukanlah daging dan darah kurban tersebut karena Allah tidaklah butuh pada segala sesuatu dan Dialah yang pantas diagung-agungkan. Yang Allah harapkan dari kurban tersebut adalah KEIKHLASAN, IHTISAB (selalu mengharap-harap pahala dari-Nya) dan NIAT YANG SHOLIH. Oleh karena itu, Allah katakan (yang artinya), “Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapai ridho-Nya”. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi ketika seseorang berkurban yaitu ikhlas, bukan riya’ atau berbangga dengan harta yang dimiliki, dan bukan pula menjalankannya karena sudah jadi rutinitas tahunan. Inilah yang mesti ada dalam ibadah lainnya. Jangan sampai amalan kita hanya nampak kulit saja yang tak terlihat isinya atau nampak jasad yang tak ada ruhnya.” (Tafsir Al Karimir Rahman, hal. 539).

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,

mudarris tafsir Universitas Islam Madinah :

ü  (Daging-daging unta itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah) Yakni : daging-daging unta yang kalian sedekahkan ini tidak akan naik kepada-Nya dan mencapai keridhaan-Nya.

ü  (dan begitu pula darahnya) Yakni : darah yang tumpah pada saat penyembelihannya.

ü  (tetapi yang dapat mencapainya) Yakni : yang dapat mencapainya adalah ketakwaan dari hati kalian, itulah yang akan diterima Allah dan akan dibalas.

ü  (Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah) Yakni : ucapan penyembelih “Allahu Akbar” ketika menyembelih. Ini merupakan dalil disyariatkan untuk mengucapkan basmalah dan takbir saat menyembelihnya.

ü  (terhadap hidayah-Nya kepada kamu) Sesuai dengan apa yang ditunjukkan Allah kepada kalian berupa pengetahuan tentang cara mendekatkan diri kepada Allah.

ü  (Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik) Yakni : semua orang yang mengerjakan kebaikan karena mengharap ridha Allah dengan penuh kesungguhan dalam beramal dan perasaan diawasi Allah.

Ibnu Mundzir mengeluarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: dahulu orang-orang musyrik apabila menyembelih hewan, mereka mengarahkan darahnya ke Ka’bah agar darah itu mengucur ke Ka’bah. Kemudian kaum muslimin hendak melakukan hal itu. Maka Allah menurunkan ayat tersebut.

BAHAYA RIYA’

عDari Mahmud bin Labid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Syirik ashgor adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?

 (HR. Ahmad 5: 429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Contoh Riya : ingin pamer, dipuji orang lain, dst

 

Referensi :

rumaysho.com

tafsirweb.com