“Dan hendaklah takut (kepada Allah SWT ) orang-orang yang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar
(QS. An-Nisa’ : 9)

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia pulang

(HR. Tirmidzi)

AJF

AJF
"DALAM KEBERSAMAAN KITA ADA KEMUDAHAN. . . DALAM KEMUDAHAN ADA KEBERHASILAN & DALAM KEBERHASILAN AKAN LAHIR KEBAHAGIAN" " M A R I JALIN UKHUWAH. . . INDAHKAN DUNIA DENGAN KEBAIKAN. . . " SATUKAN TEKAD RAIHLAH IMPIAN KITA. . . S E L A M A - L A M A N Y A "

Selasa, 27 Desember 2011

Hadits Tentang Cabang Iman

Al-Aqidah Al-Islamiyah




    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ اْلإِيْمَانِ. وَ لِمُسْلِمٍ : اْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ اْلإِيْمَانِ
"Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu (r.a.) dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: 
"Iman itu lebih dari enam puluh cabang (antara 63-69), dan malu adalah salah satu di antara cabang-cabang iman".
Menurut riwayat Muslim, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang (antara 73-79), atau lebih dari enam puluh cabang (antara 63-69). Yang paling utama adalah ucapan, Laa ilaaha illallahu (tidak ada ilah (tuhan) selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu satu di antara cabang-cabang iman."
(HR. Bukhari, juz 1, hal 6, kitab al-Iman, bab 2/ Muslim, juz 1, hal 29, kitab al-Iman, bab 13/ Abu Dawud, juz 4, hal 319, kitab as-Sunnah, bab 15/ Tirmidzi, juz 10, hal 86, kitab al-Iman, bab 6, Hadits Hasan Shahih/ Nasai, juz 8, hal 110, kitab al-Iman, bab 16/ Ibnu Majah, juz 1, hal 29, Muqaddimah, bab 9/ Ahmad, juz 1, hal 379, 414, dan 445)  

IMAN TAK DAPAT DIJUAL BELI
IMAN TAK DAPAT DIWARISI
NAMUN 
IMAN DAPAT TERKIKIS
IMAN DAPAT BERAKHIR
BILA TAK DIJAGA DAN TAK BERHATI-HATI





Tidak ada komentar: