Waspada Dua Perilaku Orang
Sombong
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat
baiklah pada kedua ibu bapak, karib kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga
dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan diri.
(QS An-Nisa': 36)
Takabur
(sombong) adalah penyakit hati yang sangat dibenci Allah. Orang takabur,
hakikatnya tidak tahu diri dan tidak tahu malu. Ia mengaku-ngaku sesuatu yang
bukan miliknya. Yang Mahabesar dan berhak takabur hanyalah Allah SWT.
Takabur
bagaikan bau busuk yang sulit sekali disembunyikan. Orang yang mengidap
penyakit ini sangat mudah dilihat oleh orang awam sekali pun, serta mudah
dirasakan hati siapa pun.
Dari Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
“Ada tiga orang yang kelak di hari kiamat Allah tidak akan berbicara
dengannya, tidak akan memuliakannya, serta tidak akan memandangnya, dan
bagi mereka siksa yang sangat menyakitkan. Mereka adalah orang tua yang
berzina, pemimpin yang berkhianat, dan orang fakir yang takabur.” (HR.
Muslim dan Nasa'i)
Apakah ciri orang yang sombong ?
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيهِ وَسَّلَم
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
قَفَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً
قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Dari Abdillah bin Mas’ud ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda:
“Seseorang yang di dalam hatinya masih terdapat rasa takabur walau hanya
seberat biji sawi dia tidak akan berhak masuk sorga.” Kemudian ada
seorang lelaki berkata: “Ya Rasulullah, terus bagaimana halnya dengan
seseorang yang suka memakai pakaian bagus dan sepatu bagus?” Jawab
Rasulullah: “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang bagus, dan cinta kepada
segala kebagusan. Sedang yang dinamakan takabur adalah mengingkari/mendustakan
kebenaran dan merendahkan orang lain.”
(HR. Muslim dan
Tirmidzi)
Mendustakan
kebenaran
Meremehkan agama. Orang sombong hidupnya jauh dari agama. Ia memiliki kebenaran versinya sendiri, sehingga tidak menyukai orang-orang shalih. Tidak mau dan tidak menyempatkan belajar agama. Waktunya tersita untuk mencari dunia dan memuaskan hawa nafsu.
Meremehkan agama. Orang sombong hidupnya jauh dari agama. Ia memiliki kebenaran versinya sendiri, sehingga tidak menyukai orang-orang shalih. Tidak mau dan tidak menyempatkan belajar agama. Waktunya tersita untuk mencari dunia dan memuaskan hawa nafsu.
Malas
beribadah. Ada saja alasan untuk tidak beribadah. Tidak menyukai nasehat
berkaitan dengan kebenaran. Tidak mau ingat dan taat pada Allah. Meremehkan dan
tidak mau meneladani para nabi. Dia lebih suka meniru idolanya sendiri.
Tidak
percaya pada hal-hal gaib. Tidak mau dekat dengan orang shalih kecuali kalau ada
maunya. Bila kesombongannya sudah memuncak, ia akan memusuhi agama dan akan
melakukan pelbagai cara agar sinar agama meredup. Bila ia punya kekuasaan, maka
kekuasaan itu akan dipakai menumpas kebenaran.
Merendahkan
Orang Lain
Ingin selalu kelihatan lebih tinggi. Ingin selalu diistimewakan. Ia akan tersinggung bila disamakan dengan orang yang levelnya dianggap lebih rendah. Suka mendominasi pembicaraan, senang memotong perkataan orang lain, nadanya pun cenderung lebih keras dan merendahkan yang mendengar. Ia pun selalu ingin menang sendiri saat bicara.
Ingin selalu kelihatan lebih tinggi. Ingin selalu diistimewakan. Ia akan tersinggung bila disamakan dengan orang yang levelnya dianggap lebih rendah. Suka mendominasi pembicaraan, senang memotong perkataan orang lain, nadanya pun cenderung lebih keras dan merendahkan yang mendengar. Ia pun selalu ingin menang sendiri saat bicara.
Kurang
suka mendengarkan orang lain. Bila orang lain berbicara dan pembicaranya
dianggap lebih rendah levelnya, dia tak akan mau memperhatikan. Ada saja yang
dilakukannya: ngobrol, menelpon, atau lainya. Akibatnya, orang yang bicara
merasa direndahkan.
Kalau ia
menyuruh, maka yang disuruh akan sakit hati. Cara duduk, berdiri, dan menunjuk
pun cenderung tidak menghormati orang lain
Mudah
marah dan kasar. Sering menghina, mencaci maki. Jarang sekali mau memuji dan
mengakui kelebihan orang lain. Jarang berterima kasih. Tidak mau meminta maaf.
Pantang menerima kritik dan saran. Tidak suka bermusyawarah. Tidak mau mengakui
kesalahan atau kekurangan. Sering dengki pada yang lain.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan pada kita untuk
menghindari ketakaburan sekecil apa pun.. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar