Amanah Itu Bukan Untuk Diperebutkan
Tetapi Untuk Dilaksanakan dan Dipertanggungjawabkan Dengan Baik
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang
yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al Kahfi: 28)
Saudara-saudaraku yang di rahmati Allah,
Wacana
saat ini sering sekali membutakan mata hati yang mendengar dan
melihatnya, tak heran kenapa jika banyak orang yang bernafsu dengan
wacana ini. Bahkan, bukan hanya itu, apa pun disembah-sembah demi
mewujudkan wacana yang sedang naik daun ini.
Fakta-fakta yang
menarik banyak sekali terjadi dewasa ini, terutama di Senayan, tempat
dimana mereka para pemain drama beraksi. Busuk, kejam, bengis, sadis,
kata-kata itu lah yang pas untuk keadaan yang sedang terjadi di sana
saat ini. Jangan heran jikalau di sana terjadi pengorbanan orang,
pengkhianatan, saling tikam, dan perbuatan yang tidak pantas
dipertontonkan oleh rakyat kita saat ini. Walaupun ada beberapa orang di
sana yang masih bisa bertahan untuk mempertahankan idealismenya,
keislamannya, walau jumlah mereka minoritas.
Lembaran
kertas-kertas merah mereka tumpuk, karena terlalu banyaknya, jika
disusun bisa melebihi ketinggian Monas. Lapangan-lapangan sepak bola
yang mewah mereka jadikan tempat tinggal bagi, tanpa memikirkan kiri
kanannya. Saling menghargai, yang maksudnya di sini adalah terus saling
menjilat-jilat orang demi harga yang terletak di wajahnya terus naik dan
menjadi sangat mahal. Haus akan kekuasaan, dimana mereka selalu
membusungkan dada dan tidak ingat siapa mereka sebenarnya. Mereka tidak
lebih dari seorang manusia yang biasa-biasa saja, tetapi pandai
mempermainkan lidah dan banyak muka. Itu adalah statemen yang tepat
untuk kita lontarkan kepada orang-orang ini.
Saudara-saudaraku yang di rahmati Allah
Bahayanya,
itu sekarang sudah menjadi virus yang sekarang sudah mulai menyebar ke
mana-mana. Sangat mudah untuk menghitung orang-orang yang tetap bertahan
karena saking banyaknya orang yang terjangkit virus ini. Orang-orang
yang terjangkit virus ini sekarang sudah putus urat kemaluannya (tidak
tahu malu), makanya mereka pede-pede saja melakukan itu. Otak mereka
sudah berceceran sehingga tidak mampu lagi untuk berfikir, gumpalan
daging di dalam dada mereka telah membatu, sehingga tidak mampu lagi
merasa, atau mungkin saja mereka sebenarnya sudah mati, dan jasad mereka
dikendalikan oleh syetan laknatullah.
Lalu, bagaimanakah cara mengatasinya?
Begitu
mudah cara mengatasinya yaitu, jangan pernah memberikan amanat kepada
orang yang seperti itu. Yang mereka kejar adalah urusan pribadi semata,
sehingga ketika mereka tidak memiliki dasar maka akan sangat mudah untuk
membantahnya. Mereka mengambil sebuah amanah karena ada keuntungannya
buat mereka. Mereka adalah orang-orang yang hanya mementingkan
pribadinya, bukan untuk kepentingan ALLAH SWT.
Kutipan yang menarik saya dapatkan dari kitab fawa’id:
Barang
siapa yang sibuk karena ALLAH dengan mengorbankan dirinya maka ALLAH
menjamin dirinya; barang siapa yang sibuk karena ALLAH dengan tidak
mempedulikan kata orang lain maka ALLAH menjamin dirinya dari bergantung
kepada orang lain; barang siapa yang lebih mementingkan dirinya dari
pada ALLAH maka ALLAH serahkan urusannya kepada dirinya; dan barang
siapa yang lebih mementingkan manusia dari pada ALLAH maka ALLAH
menyerahkan urusan dirinya ke tangan manusia lain.
Hadits riwayat Ibnu Umar RA:
“…
Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu
akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (Shahih Muslim No.3408)
Hadits
di atas dapat kita renungkan dengan mulai berfikir tentang sebuah
amanah. Betapa beratnya memegang dan menjalani suatu amanah, akan tetapi
kenapa sangat banyak orang yang berlomba-lomba dalam meraih amanah?
Padahal Rasulullah SAW telah memperingatkan kita akan hal itu. Ya
mungkin karena dibalik perlombaan itu ada suatu perkara busuk yang
menguntungkan dia sehingga peringatan yang diberikan pun tidak ampuh
untuk menghentikannya.
Rasulullah SAW berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, “Wahai
Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan.
Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung
seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan
ditolong mengatasinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Saudara-saudaraku yang di rahmati Allah
Hendaklah
pada akhirnya apa yang kita perbuat itu bukan untuk diri kita semata
tetapi untuk kepentingan ALLAH SWT. Semuanya kita niatkan untuk Nya, dan
jangan pernah mengubah perkara itu dari dalam hati ini. Sesungguhnya
Allah akan membantu kita selama apa yang kita perbuat hanya untuk-Nya.
Tanamkan itu ke dalam hati ini.
Maka berhati-hatilah dengan
amanah, karena itu bukanlah suatu perkara yang mudah. Tetapi ketika kita
diberi amanah, maka jangan pernah juga untuk menolak dikarenakan
ketidakmampuan kita, sungguh ketika kita emban amanah itu dan kita
niatkan hanya untuk Allah SWT, maka yakinlah bahwa ketidakmampuan itu
akan menjadi pemicu kita untuk mengubah diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar