“Dan hendaklah takut (kepada Allah SWT ) orang-orang yang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar
(QS. An-Nisa’ : 9)

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia pulang

(HR. Tirmidzi)

AJF

AJF
"DALAM KEBERSAMAAN KITA ADA KEMUDAHAN. . . DALAM KEMUDAHAN ADA KEBERHASILAN & DALAM KEBERHASILAN AKAN LAHIR KEBAHAGIAN" " M A R I JALIN UKHUWAH. . . INDAHKAN DUNIA DENGAN KEBAIKAN. . . " SATUKAN TEKAD RAIHLAH IMPIAN KITA. . . S E L A M A - L A M A N Y A "

Senin, 05 Desember 2022

MEMAHAMI MAHRAM KITA

Tahukah Anda, Apa itu Mahram ?

Apa itu Muhrim ?

jawabannya : Mahram berbeda dengan Muhrim

Ø  Mahram       Laki-laki atau perempuan yang masih termasuk sanak saudara dekat karena keturunan, sesusuan, dan hubungan perkawinan sehingga tidak boleh menikah di antara keduanya.

Ø  Muhrim        : orang yang sedang berihram.

 

Macam-macam Mahram :

ü  Mahram Mu’abbad (Permanen/Abadi) : perempuan-perempuan yang tidak boleh dinikahi selamanya.

ü  Mahram Mu’aqqat (Sementara) : perempuan-perempuan yang haram dinikah karena sebab tertentu. Jika sebabnya hilang, maka hilang pula keharamannya.  

Bagaimana penjelasannya ? mari kita pelajari bersama..

Kamis, 07 Juli 2022

TAQWA & IKHLAS DALAM BERQURBAN - AL-HAJJ : 37

 

 

TAQWA & IKHLAS DALAM BERQURBAN

Allah Ta’ala berfirman :

 

“ Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. “ (Al Hajj: 37)

Syaikh As Sa’di mengenai ayat di atas : “bukanlah yang dimaksudkan hanyalah menyembelih saja dan yang Allah harap bukanlah daging dan darah kurban tersebut karena Allah tidaklah butuh pada segala sesuatu dan Dialah yang pantas diagung-agungkan. Yang Allah harapkan dari kurban tersebut adalah KEIKHLASAN, IHTISAB (selalu mengharap-harap pahala dari-Nya) dan NIAT YANG SHOLIH. Oleh karena itu, Allah katakan (yang artinya), “Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapai ridho-Nya”. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi ketika seseorang berkurban yaitu ikhlas, bukan riya’ atau berbangga dengan harta yang dimiliki, dan bukan pula menjalankannya karena sudah jadi rutinitas tahunan. Inilah yang mesti ada dalam ibadah lainnya. Jangan sampai amalan kita hanya nampak kulit saja yang tak terlihat isinya atau nampak jasad yang tak ada ruhnya.” (Tafsir Al Karimir Rahman, hal. 539).

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,

mudarris tafsir Universitas Islam Madinah :

ü  (Daging-daging unta itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah) Yakni : daging-daging unta yang kalian sedekahkan ini tidak akan naik kepada-Nya dan mencapai keridhaan-Nya.

ü  (dan begitu pula darahnya) Yakni : darah yang tumpah pada saat penyembelihannya.

ü  (tetapi yang dapat mencapainya) Yakni : yang dapat mencapainya adalah ketakwaan dari hati kalian, itulah yang akan diterima Allah dan akan dibalas.

ü  (Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah) Yakni : ucapan penyembelih “Allahu Akbar” ketika menyembelih. Ini merupakan dalil disyariatkan untuk mengucapkan basmalah dan takbir saat menyembelihnya.

ü  (terhadap hidayah-Nya kepada kamu) Sesuai dengan apa yang ditunjukkan Allah kepada kalian berupa pengetahuan tentang cara mendekatkan diri kepada Allah.

ü  (Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik) Yakni : semua orang yang mengerjakan kebaikan karena mengharap ridha Allah dengan penuh kesungguhan dalam beramal dan perasaan diawasi Allah.

Ibnu Mundzir mengeluarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: dahulu orang-orang musyrik apabila menyembelih hewan, mereka mengarahkan darahnya ke Ka’bah agar darah itu mengucur ke Ka’bah. Kemudian kaum muslimin hendak melakukan hal itu. Maka Allah menurunkan ayat tersebut.

BAHAYA RIYA’

عDari Mahmud bin Labid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Syirik ashgor adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?

 (HR. Ahmad 5: 429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Contoh Riya : ingin pamer, dipuji orang lain, dst

 

Referensi :

rumaysho.com

tafsirweb.com

 

 


Sabtu, 16 April 2022

MENGENAL HARGA IMAN ISLAM

 HARGA IMAN ISLAM

Pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari : 90 %, lalu tahun 2000 populasi muslim turun ke angka : 88,2 % 

(sumber : http://www.dakta.com)

Berdasarkan data tahun 2021 :  

Jumlah penduduk/populasi di dunia yang diperkirakan mencapai : 8,94 miliar jiwa.

Jumlah penduduk muslim di dunia diperkirakan : 1,93 miliar jiwa. (sekitar 22% dari jumlah penduduk dunia)

Total Umat Islam di Indonesia :  86,88% (Juni 2021)

 (sumber : https://databoks.katadata.co.id)

Tidak ada yang lebih berharga dari iman Islam

----

Allah Swt berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” (Surah Ali-Imron 91)

Tafsir Ibnu Katsir :

Maksudnya, barang siapa yang mati dalam keadaan kafir, maka tidak akan diterima darinya suatu kebaikan pun untuk selama-lamanya, sekalipun dia telah menginfakkan emas sepenuh bumi yang menurutnya dianggap sebagai amal taqarrub.


Seperti yang pernah ditanyakan kepada Nabi Saw. tentang hal Abdullah ibnu Jad'an (orang yang dermawan tapi kafir). Abdullah ibnu Jad'an semasa hidupnya gemar menjamu tamu, memberikan pertolongan kepada orang miskin, dan memberi makan orang kelaparan. Pertanyaan yang diajukan kepada beliau ialah, "Apakah hal itu bermanfaat baginya?"

Diriwayatkan Shahih Muslim bahwa Aisyah r.a pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, Ibnu Jad'an dahulu gemar memberi makanan dan menjamu para tamu, apakah perbuatan itu bermanfaat baginya di hari kiamat ?

Maka Rasulullah Saw. menjawab:

«لَا، إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا مِنَ الدهر: ربي اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ»

Beliau menjawab,"Tidak", karena seharipun ia tidak pernah mengucapkan, "Tuhanku, ampunilah dosaku pada Hari Pembalasan". (Muslim dan Ibnu Katsir).

Berkenaan dengan hadits tersebut, Imam An-Nawawi menjelaskan, bahwa pengertian hadits tersebut di atas adalah menjalin persaudaraan, memberi makan, dan melakukan berbagai kebaikan tidaklah bermanfaat baginya di akhirat kelak, karena dia seorang kafir. Jadi, makna dalam sabda Rasulullah Saw, tidak pernah mengucapkan "Tuhanku, ampunilah dosaku di Hari Pembalasan" tersebut adalah mengandung pengertian bahwa ia (Ibnu Jad'an) tidak mempercayai Hari Kebangkitan, dan orang yang tidak mempercayainya berarti kafir dan segala amal perbuatannya tidak bermanfaat baginya kelak.

 

Al Qadhi Ibnu Iyadh rahimahuLlahu berkata, bahwa sabda Rasulullah SAW, "Disepakati bahwa orang-orang kafir tidak akan memperoleh manfaat dari segala amal perbuatan mereka, tidak akan diberi pahala, dan tidak pula diberi keringanan siksaan. Bahkan, siksaan sebagian mereka lebih keras daripada sebagian lainnya sesuai dengan tingkat kejahatannya". (Muslim).

وَلَوِ افْتَدى بِهِ

“walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu”

Demikian pula seandainya dia menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi, niscaya hal itu TIDAK AKAN DITERIMA DARINYA. Seperti yang dinyatakan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

وَلا يُقْبَلُ مِنْها عَدْلٌ وَلا تَنْفَعُها شَفاعَةٌ

dan tidak akan diterima suatu tebusan pun darinya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya. (Al-Baqarah: 123)

لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلا خِلالٌ

Yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (Ibrahim: 31)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعاً وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ مِنْ عَذابِ يَوْمِ الْقِيامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. (Al-Maidah: 36).

 

Dalam ayat di atas perumpamaan harga iman adalah lebih mahal daripada emas sepenuh bumi, lalu berapakah harga emas sepenuh bumi ?!, jika rumusnya : Berat Bumi x Harga Emas.,. maka :

Berat Bumi: 6.000.000.000.000.000.000.000.000 Kg (dibulatkan) x Harga Emas per kilo (kisaran) 500.000.000 = 3.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.

Jadi harga iman itu lebih dari 3 Milyar Triliun Triliun.

 

WALLAHU A'LAM BISH-SHOWAB