"DUNIA INI PENTINGG...!!
AKHIRAT JUGA SANGAT PENTING..!!
DUNIA TAK BOLEH DITINGGALKAN DAN DIBIARKAN BEGITU SAJA..."
WALO KAU BAHAGIA DI DUNIA,
PANJANG USIA DI DUNIA,
KAYA RAYA DI DUNIA,
" BELUM TENTU DI AKHIRAT SELAMAT
JIKA TAK B'IMAN TAK B'TAQWA
HINGGA AKHIR HAYAT "
Tawazun artinya seimbang. Allah telah mengisyaratkan agar
kita hidup seimbang, sebagaimana Allah telah menjadikan alam beserta isinya
berada dalam sebuah keseimbangan. (QS.67:3)
Manusia dan agama Islam kedua-duanya
merupakan ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrah yang telah Allah tetapkan.
Mustahil Allah menciptakan agama Islam untuk manusia yang tidak sesuai dengan
fitrah tersebut (QS.30:30). Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu
diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu memilki naluri beragama (agama
tauhid : al-Islam) dan Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu.
Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, itu hanyalah karena pengaruh
lingkungan (Hadits,”Tiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah (Islam)
orangtuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”).
Sesuai dengan fitrah Allah,manusia
memiliki tiga potensi, yaitu al-jasad (jasmani), al-aql (akal),
dan ar-ruh (ruhani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada
dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah untuk menegakkan neraca
keseimbangan ini dapat dilihat pada QS.55:7-9.
Ketiga potensi ini membutuhkan
makanannya masing-masing, yaitu :
1.
Jasmani
Jasmani atau fisik adalah amanah
dari Allah swt,karena itu harus kita jaga . Dalam sebuah hadits dikatakan ,”Mu’min
yang kuat itu lebih baik atau disukai Allah daripada mu’min yang lemah.”(HR.Muslim),
maka jasmani pun harus dipenuhi kebutuhannya agar menjadi kuat. Kebutuhannya
adalah makanan, yaitu makanan yang halalan thoyyiban (halal dan baik)
(QS.80:24,2:168), beristirahat (QS.78:9), kebutuhan biologis (QS.30:20-21) dan
hal-hal lain yang menjadikan jasmani kuat.
2.
Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan
adalah akal. Akal pulalah yang menjadikan manusia lebih mulia dari
makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal manusia mampu mengenali hakikat sesuatu,
mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan jelek. Membantunya dalam memanfaatkan
kekayaan alam yang oleh Allah diperuntukkan baginya supaya manusia dapat
melaksanakan tugasnya sebagai khalifatullah fil-ardhi (wakil Allah di atas
bumi) (QS.2:30;33:72). Kebutuhan akal adalah ilmu (QS.3:190) untuk pemenuhan
sarana kehidupannya.
3.
Ruh (hati)
Kebutuhannya adalah dzikrullah
(QS.13:28;62:9-10). Pemenuhan kebutuhan ruhani sangat penting, agar ruh/jiwa
tetap memiliki semangat hidup, tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan
mati dan tidak sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan kepadanya.
Dengan keseimbangan, manusia dapat
meraih kebahagiaan hakiki yang merupakan ni’mat Allah, karena pelaksanaan
syariah sesuai dengan fitrahnya. Untuk skala ketawazunan akan menempatkan umat
Islam menjadi umat pertengahan / ummatan wasathon (QS.2:143), yaitu umat yang
seimbang.
Kebahagiaan
pada diri manusia itu dapat berupa:
·
Kebahagiaan bathin/jiwa, dalam bentuk ketenangan jiwa
(QS.13:28)
·
Kebahagiaan dzahir/gerak, dalam bentuk kesetabilan,
ketenangan ibadah, bekerja dan aktivitas lainnya.
Dengan menyeimbangkan dirinya, maka
manusia tersebut tergolong sebagai hamba yang pandai mensyukuri ni’mat Allah.
Hamba/manusia seperti inilah yang disebut manusia seutuhnya.
Contoh-contoh
manusia yang tidak tawazun
·
Manusia Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar
pada akal (rasio sebagai dasar).
·
Manusia Materialis: mementingkan masalah jasmani/materi
saja.
·
Manusia Pantheis (kebatinan): bersandar pada
hati/batinnya saja.
Bagaimanakah Pendapat Anda tentang Fakta berikut ??
1. Banyak artis yang
hidup dengan kemewahan, namun akhirnya dia mati bunuh diri akibat over dosis
obat-obatan terlarang (NAZA). Menurut kamu, apa sebenarnya arti kebahagiaan
itu?
2. Sejujurnya,
apakah kamu selama ini sudah hidup seimbang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar