Sahabat, sejenak kita renungkan belajar dari Kekalahan Perang
Uhud", telah menyadarkan kita
kembali betapa
ummat Islam di hari ini berada pada posisi
yang memprihatinkan, lemah hampir dalam setiap lapangan. Perang
Teluk yang makin memecah-belah
ummat, demokrasi Aljazair,
pembantaian di Bosnia-Hercegovina,
pengusiran di Myanmar, intifhadah Palestina, Afghanistan, dll.
Fakta ummat Islam di
hari ini adalah dalam keadaan lemah;
kemampuan militer,ekonomi, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan
telah terkubur dan sepertinya ingin
dilupakan, kalaupun tidak
maka kini menjadi nostalgia manis
belaka.
Padahal dahulu sejarah telah
mencatat betapa ummat
Islam hampir-hampir tidak pernah
kalah dalam setiap
pertempuran fisik/militer, meski
dengan jumlah prajurit yang lebih
sedikit, bahkan imperium Romawi, yang besar, dikalahkan Jenderal Shalahu
din dalam Perang Salib.
Ilmu pengetahuan dan
budaya Islam memimpin dunia lebih dari
600 tahun; 350 tahun sebelum tahun 1100 M
dan 250 tahun setelah
tahun 1100 M. Karya tenun Persia,
arsitektur Islam, bahkan
cerita seribu satu malam seperti;
Aladin, Simbad, Ali Baba, Abu Nawas, memukau banyak budayawan Barat.
Pertanyaannya, mengapa
ummat terdahulu demikian
anggun, cemerlang, bayangkan pemerintahan Islam di Cordoba, Spanyol tetapi kini umat Islam menjadi lemah dan
sangat lemah, bahkan terinjak dan dihina.
Jawabannya adalah karena
aqidah dan ukhuwah para shahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in dahulu sangat
kuat.
Sebagaimana dalam
Al-Qur’an, Allah SWT berfirman :
"Dan barang siapa
mengambil Allah, rasul-Nya dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka
sesungguhnya pengikut (agama)
Allah itulah yang PASTI
menang" (QS 5:56)
Nah, selama ummat Islam
hari ini tidak melaksanakan perintah ini,
maka menjadi wajar kalau menjadi kalah dalam setiap lapangan baik fisik maupun intelektual. Andaipun kemenangan
yang datang, maka itu bukanlah kemenangan yang haq. Sesungguhnya
kemenangan yang haq itu hanya akan muncul setelah Allah dan rasul-Nya
menancap kokoh dalam sanubari seorang mukmin, menjadikan Allah sebagai Ilah dan
rasul-Nya sebagai tauhidul uswah/teladan,
serta menjadikan orang-orang beriman sebagai saudara--ukhuwah. Ummat Islam
akan selalu menang selama 2 potensi Islam: aqidah dan ukhuwah
dimiliki dan dilaksanakan dalam dunia nyata.
Potensi ukhuwan sendiri muncul mengikuti potensi
aqidah dan ukhuwah merupakan
ni'mat yang Allah berikan, yang
muncul atas
kehendak Allah.
"Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada TALI ALLAH, dan janganlah
kamu bercerai-berai, dan
ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu,
ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah menjinakkan antara hatimu, lalu MENJADILAH KAMU KARENA NI'MAT ALLAH
orang-orang
yang BERSAUDARA " (Qs.3:103)
Tentang Ukhuwah dapat juga Sahabat baca dalam QS. (Al-Hujarat:13)
Akhirnya Sahabat, mari
kita bermuhasabah, untuk menilai
diri kita, sudahkah aqidah tauhid
ini tegak dalam diri kita, sudahkah ni'mat ukhuwah meresapi hati dan pori-pori badan kita, sudahkah
tali-tali Allah merapatkan kita dalam barisan yang teratur seakan-akan
seperti bangunan
yang kokoh yang sangat disukai Allah
?
Kalau ummat di
hari ini masih lebih mencintai
kaum keluarga, harta kekayaan/materi, perniagaan dari pada
Allah, rasul-Nya, dan jihad di
jalan-Nya, maka tunnggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya, kekalahan
beruntun, terinjak, dan terhinakan
dalam setiap lapangan, sampai Allah menurunkan suatu kaum dimana Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya,
beriskap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang yang kafir yang memusuhi Islam.
Intisari :
Aqidah
kita harus kembali diperkuat jangan sampai ter[engaruh dengan Ghazwul Fikr
budaya-budaya nonMuslim, termasuk diantaranya adalah terkait
dengan mengucapkan:
‘selamat natal dan tahun
baru’ kepada masyarakat selain Islam adalah termasuk KEKUFURAN dan dapat
merusak aqidah. Oleh karenanya jelas sekali hukumnya adalah HARAM.
Ibarat kita meminta mereka mengucapkan syahadataini pasti
mereka tidak mau. Jadi walaupun hanya sekedar ucapan selamat natal tetapi itu tetap dapat merusak iman kita.
Sedangkan Ukhuwah
persaudaraan ummat Islam mari sama-sama kita bangun dengan kokoh, dimulai dari
diri sendiri, keluarga, kerabat, tetangga, masyarakat dst. Contohnya adalah
dengan bersilaturahim, berjabat tangan ketika bertemu, saling memberi salam,
menghindari permusuhan, dst.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar