“Dan hendaklah takut (kepada Allah SWT ) orang-orang yang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar
(QS. An-Nisa’ : 9)

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia pulang

(HR. Tirmidzi)

AJF

AJF
"DALAM KEBERSAMAAN KITA ADA KEMUDAHAN. . . DALAM KEMUDAHAN ADA KEBERHASILAN & DALAM KEBERHASILAN AKAN LAHIR KEBAHAGIAN" " M A R I JALIN UKHUWAH. . . INDAHKAN DUNIA DENGAN KEBAIKAN. . . " SATUKAN TEKAD RAIHLAH IMPIAN KITA. . . S E L A M A - L A M A N Y A "

Jumat, 21 Maret 2025

ADAB BERHUTANG DALAM ISLAM

ADAB BERHUTANG DALAM ISLAM

(Joko Al-Hanif)

Surah Al-Baqarah : 282

(1 halaman penuh tentang hutang)

 Adab berhutang dalam Islam antara lain sebagai berikut :

1.    Berusaha sebisa mungkin hindari berhutang

2.    Niatkan untuk membayar (jika terpaksa hutang)

3.    Mencatat daftar hutang

4.    Tidak menunda membayar hutang

5.    Menepati janji

6.    Memperbanyak do’a agar terhindar dari lilitan hutang ;

Salah satunya adalah dengan doa yang pernah diajarkan Rasulullah kepada seorang sahabat Anshar, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dawud, no. 1555, berikut ini :

Disebutkan oleh Abu Sa‘id al-Khudri ra., pada suatu hari, Rasulullah masuk ke masjid. Ternyata di sana sudah ada seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Umamah. Beliau kemudian menyapanya, “Hai Abu Umamah, ada apa aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu shalat ?” Abu Umamah menjawab, “Kebingungan dan hutang-hutangku yang membuatku (begini), ya Rasul.” Beliau kembali bertanya, “Maukah kamu jika aku ajarkan suatu bacaan yang jika kamu membacanya, Allah akan menghapuskan kebingunganmu dan memberi kemampuan melunasi hutang ?” Umamah menjawab, “Tentu, ya Rasul.” Beliau melanjutkan, “Jika memasuki waktu pagi dan sore hari, maka bacalah :

Allâhumma innî a‘ûdzu bika minal

HAMMI wal HAZAN. (KEBINGUNGAN dan KESEDIHAN)

Wa a‘ûdzu bika minal

‘AJZI wal KASAL. (KELEMAHAN dan KEMALASAN)

Wa a‘ûdzu bika minal

JUBNI wal BUKHL. (KETAKUTAN dan KEKIKIRAN)

Wa a‘ûdzu bika min

GHALABATID DAINI wa QAHRIR RIJÂL

(LILITAN UTANG dan TEKANAN ORANG-ORANG)

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari KEBINGUNGAN dan KESEDIHAN, aku berlindung kepada-Mu dari KELEMAHAN dan KEMALASAN, aku berlindung kepada-Mu dari KETAKUTAN dan KEKIKIRAN, aku berlindung kepada-Mu dari LILITAN HUTANG dan TEKANAN ORANG-ORANG.”

(HR. Abu Dawud)

Abu Umamah menuturkan ;

“Setelah aku mengamalkan doa itu, Allah benar-benar menghilangkan kebingunganku dan memberi kemampuan melunasi utang.”

Rasulullah bersabda ;
نَفْسُ المُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
“Jiwa (ruh) orang mukmin itu tergantung oleh utangnya sampai hutangnya itu dilunasi.”

H.R. Ahmad No. 10599, Ibnu Majah No. 2413, dan Tirmidzi No. 1078, 1079. Hadits ini dinilai shahih oleh Syekh Al-Albani.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash
رَضِي اللَّهُ عَنْهُ berkata ; Rasulullah bersabda ;
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ
Seorang yang mati syahid akan diampuni segala dosa-dosanya, kecuali hutang.” H.R. Muslim no.1886.
Dari Salamah bin Al-Akwa’
رَضِي اللَّهُ عَنْهُ berkata ;
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهَا، فَقَالَ: «هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ؟» ، قَالُوا: لاَ، فَصَلَّى عَلَيْهِ، ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ أُخْرَى، فَقَالَ: «هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ؟» ، قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ» ، قَالَ: أَبُو قَتَادَةَ عَلَيَّ دَيْنُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَصَلَّى عَلَيْهِ

Bahwa Nabi dihadirkan kepada beliau satu orang jenazah agar disalatkan. Maka, beliau bertanya, “Apakah orang ini punya utang?” Mereka berkata, “Tidak.” Maka, beliau pun menshalatkan jenazah tersebut. Kemudian didatangkan lagi jenazah lain kepada beliau, maka beliau bertanya kembali, “Apakah orang ini punya utang?” Mereka menjawab, “Ya.” Maka beliau bersabda, “Shalatilah saudaramu ini.” Abu Qatadah berkata, “Biar nanti aku yang menanggung utangnya.” Maka Beliau pun menshalatkan jenazah tersebut.

(H.R. Al-Bukhari No. 2295).

Semoga kita senantiasa berhati-hati dalam berhutang, jangan jadikan hutang sebagai hobi, hutang itu wajib dilunasi.,

bersegeralah melunasi seluruh hutangmu, jangan ditunda-tunda. Semoga Allah Ta'ala memudahkaan urusan kita. aamiin

Tidak ada komentar: