“Dan hendaklah takut (kepada Allah SWT ) orang-orang yang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar
(QS. An-Nisa’ : 9)

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia pulang

(HR. Tirmidzi)

AJF

AJF
"DALAM KEBERSAMAAN KITA ADA KEMUDAHAN. . . DALAM KEMUDAHAN ADA KEBERHASILAN & DALAM KEBERHASILAN AKAN LAHIR KEBAHAGIAN" " M A R I JALIN UKHUWAH. . . INDAHKAN DUNIA DENGAN KEBAIKAN. . . " SATUKAN TEKAD RAIHLAH IMPIAN KITA. . . S E L A M A - L A M A N Y A "

Rabu, 25 April 2012

ISLAM dan ISLAMI


 "cantiknya Islam..
"manisnya akhlak Islami..


Ada di antara kita yang salah berfikir tentang apa yang disebut Islami.
Ketika seseorang berkunjung ke Jepang lalu melihat di sana se­galanya tampak teratur, antrian rapi, dan hal-hal lain yang dia­jarkan oleh Islam, serta merta ia mengatakan orang-orang Jepang itu Islami. Lebih Islami dari orang Islam. Dalam suatu pe­ngajian di perkumpulan mahasis­wa muslim Indonesia di Canber­ra, seorang ustadz yang baru datang dari Kalimantan dan pertamakali menginjakkan kaki di airport Sydney  lalu naik bis ke Canberra terkagum-kagum me­lihat jalan-jalan tampak rapi dan bersih.  Lalu lintas begitu teratur.  Ia melihat seuatu yang tak dijumpainya, baik di Banjarmasin maupun di Jakarta.  Serta merta ustadz itu, sambil mengisahkan dirinya yang kecopetan dan diperlakukan semena-mena oleh sopir metromini di Jakarta, me­ngatakan bahwa ia heran tidak menemukan Islam di Jakarta, malah menemukan Islam di Sydney.

Komentar dan kesimpulan seperti itu sepintas kelihatan be­nar. Namun kalau ditinjau lebih dalam akan kelihatan bahwa ke­simpulan seperti itu kurang tepat.  Kenapa demikian?  Apa yang di­maksud dengan perbuatan yang Islami? Apa kaitannya dengan sikap jiwa Islami? Tulisan ini akan menjelaskannya.

Perbuatan Islami ?

Kenapa manusia berbuat atau beraktivitas? 
Jawabannya adalah karena dia  ingin meme­nuhi kebutuhannya.  Manusia mi­num karena haus.  Ia makan ka­rena lapar. Ia mencari  nafkah untuk bisa membeli makanan dan minuman.Ia menikah agar syahwatnya tersalurkan. Ia mem­beli rumah untuk tempat ber­teduh dan berdiam bersama istri dan anak-anaknya.
Ia membeli baju bagus agar penampilannya tidak memalukan.  Ia naik bis dari Bogor ke Jakarta agar bisa cepat datang ke  kantornya.  Ia gemar membaca agar otaknya tidak "tulalit".  Ia selalu mengikuti be­rita agar tidak kekurangan infor­masi dan tidak bengong dalam diskusi. Ia selalu berolah raga agar badannya tetap segar dan fit.  Ia selalu bersikap tenang, penuh senyum, dan menjaga
pe­nampilan agar tetap berwibawa. Ia berdoa tatkala resah.  Ia sholat untuk mencari ketenangan.  Ia pergi haji ke Mekkah untuk mensucikan jiwa.

Kenapa haus, lapar, syah­wat, tidak memalukan, tetap ber­wibawa, ketenangan, mensuci­kan jiwa dan lain-lain merupakan kebutuhan manusia? Sebab di dalam diri manusia ada potensi hidup (thoqoh hayawiyah) yang berwujud pada kebutuhan jasma­ni (hajah udlwiyah) seperti lapar dan haus, dan kebutuhan-kebu­tuhan naluri (gharizah) seperti kebutuhan seksual, kebutuhan membela diri, menjaga martabat, menjaga kehormatan, dan kebu­tuhan beribadah.  Adanya kebu­tuhan-kebutuhan tersebut men­dorong orang berbuat untuk me­menuhinya.  Oleh karena itu, pada hakikatnya, perbuatan manusia (suluk) adalah aktivitas manusia  untuk memuaskan
ke­butuhan-kebuthannya baik yang bersifat kebutuhan jasmani mau­pun naluri.

Perbuatan seseorang dika­takan Islami manakala aktivitas yang dilakukannya dalam meme­nuhi kebutuhan-kebutuhan terse­but sesuai dengan ajaran Islam dan dia lakukan dengan kesa­daran menyesuaikan diri dengan syari'at agama Islam.

Dengan demikian masalah motivasi seseorang dalam ber­buat penting diperhatikan.  Ada­kalanya suatu perbuatan sama tampak luarnya, namun motiva­sinya berbeda.  
Suatu perbuatan dianggap baik oleh Islam, atau Islami, manakala dikerjakan sesuai de­ngan tata cara dan aturan Islam.

Allahu A'lam Bishshawwab

2 komentar:

~An-Nur~ mengatakan...

di sini, ramai yang islam tetapi tidak islami...

penulisan yang bagus.. teruskan perjuangan di medan maya.

Joko S. Al-Hanif mengatakan...

iya, terimakasih..
alhamdulillah..

Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita bahwa umat Islam di akhir zaman bagaikan buih di pantai yang banyak jumlahnya namun lemah dan terkena penyakit 'wahn'.

"semoga kita semua tetap komitmen dengan Dienul Islam.. selamanya.. hingga ruh kita berpisah dengan jasad