Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata :
أنَّ
النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يقول : (( اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ
الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:
“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal
‘afaf wal ghina”
( Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ;
Hidayah, takwa, kesucian diri dan kecukupan/kekayaan).”
(HR.
Muslim no. 2721)
Sahabat, tidak semua orang diberikan
hidayah oleh Allah , latar belakang
duniawi tidak dapat menjadi ukuran dan jaminan mendapatkan hidayah Allah .
Bahkan orang tua yang shalih/shalihah
pun belum tentu anak-anaknya juga pasti shalih/shalihah, orang tua yang
mendapatkan hidayah (memeluk Islam) belum tentu keturunannya semuanya juga
pasti muslim/muslimah.
Oleh karena itu mari merendahkan hati
memohon kepada Ilahi agar dikaruniai hidayah Iman Islam hingga akhir hayat
nanti.
SYARAH HADITS :
Rasulullah saw mengajarkan berbagai macam do'a kepada kita
semua, diantaranya sebagaimana tertulis di atas : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu; Hidayah, takwa, kesucian diri dan
kecukupan/kekayaan”.
Ada 4 poin penting yang diajarkan oleh Rasulullah dalam hadits tersebut,
yaitu :
1.
Memohon
hidayah/petunjuk
Makna Hidayah, sebagaimana dikatakan para ulama ada 2 macam ;
ü
Petunjuk,
Hidayah dalam arti petunjuk artinya kita diberi pemahaman yang
benar dan lurus, tidak bengkok dan menyimpang, terkait ajaran Allah . Sehingga kita
tahu, mana yang diperintahkan-Nya, mana yang dilarang-Nya, mana yang cintai-Nya,
dan mana yang dibenci-Nya. Makna hidayah ini dalam arti pemahaman agama. Karena
itu, memohon hidayah semestinya berbanding lurus dengan upaya kita yang tak
kenal henti untuk terus belajar memahami ajaran Islam. Jika setiap hari
kita meminta petunjuk kepada Allah , melalui surat
Al-Fatihah yang kita baca saat sholat, mestinya itu berbanding lurus dengan
semangat kita memahami Islam setiap saat secara menyeluruh.
ü
Tunduk & patuh mengikuti petunjuk tersebut
Dalam hal ini hidayah merupakan bentuk ketundukan dan kepatuhan
kita kepada petunjuk Allah yang telah kita ketahui biasanya disebut taufiq. Kalau sering ditanyakan,
apa perbedaan antara hidayah dan taufiq, maka makna hidayah disini bermakna
pemahaman atas petunjuk Allah , Sedangkan taufiq adalah kesiapan diri untuk
mengikuti dan mentaati ajaran-ajaran dan petunjuk-Nya. Mengetahui wajibnya
shalat, menutup aurat, haramnya homoseksual, riba, itu hidayah dalam arti
pemahaman. Kemudian apakah kita mau mentaati perintah-Nya & menjauhi semua larangan-Nya,
itulah yang disebut sebagai taufiq.
Oleh Karena itu, saat kita memohon petunjuk kepada Allah , artinya kita
memohon diberikan pemahaman yang benar terhadap agama, dan juga kekuatan dan
kemauan untuk mentaatinya.
2. Memohon ketakwaan. Makna
takwa adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah . Takwa diambil dari kata
“wiqoyah” yang maknanya melindungi, yaitu maksudnya seseorang bisa mendapatkan
perlindungan dari siksa neraka hanya dengan menjalankan setiap perintah dan
menjauhi setiap larangan.
3. Memohon harga diri yaitu agar dijauhkan dari hal-hal yang
diharamkan semacam zina. Berarti do’a ini mencakup meminta dijauhkan dari
pandangan yang haram, dari bersentuhan yang haram, dari zina dengan kemaluan
dan segala bentuk zina lainnya. Karena yang namanya zina adalah termasuk
perbuatan keji.
4. Memohon kepada Allah al ghina (kecukupan/kekayaan) yaitu dicukupkan oleh
Allah dari apa yang ada di sisi manusia dengan tetap selalu qona’ah, selalu
merasa cukup ketika Allah memberinya harta sedikit ataupun banyak.
Namun
demikian, bukan berarti menjadi orang kaya diharamkan, justru dengan harta yang
melimpah nan halal dapat memudahkan kita semakin banyak beramal shalih, seperti
sedekah, zakat, menyantuni yatim-dhu’afa, mendirikan pesantren, membangun
masjid, dst.
Semoga dengan renungan hadits
di atas, dapat memotivasi kita agar selalu memohon kepada Allah berupa
: petunjuk, ketakwaan, sifat ‘afaf dan kecukupan/kekayaan yang halal
dan thoyyib. Sehingga dengan nikmat-nikmat tersebut dapat menjadikan kita
selalu bersemangat dalam menjaga keistiqomahan di jalan Allah .
-wallahu a’lam bishshowab-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar