UANG BUKANLAH SEGALANYA..
NAMUN DENGAN UANG DAPAT MEMBANTU KITA SEMUA..
MENCARI NAFKAH TIDAK HARUS SELALU MENJADI KARYAWAN..
LEBIH AMAN MENJADI PENGUSAHA PROFESIONAL..
MENGAPA ? ?
BAGAIMANA RASULULLAH SAW BERBISNIS ?
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu
(QS.An-Nisa’ 29)
Katakanlah: "Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
(QS. At-Taubah 24)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah* tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu
(QS. Al-Baqarah 282)
* Bermuamalah ialah berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa
dan sebagainya.
Dari Muâaz bin Jabal, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya sebaik-baik usaha adalah usaha perdagangan yang apabila
mereka berbicara tidak berdusta, jika berjanji tidak menyalahi, jika
dipercaya tidak khianat, jika membeli tidak mencela produk, jika
menjual tidak memuji-muji barang dagangan, jika berhutang tidak
melambatkan pembayaran, jika memiliki piutang tidak mempersulitâ
(H.R.Baihaqi dan dikeluarkan oleh As-Ashbahani).
Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad SAW juga bersabda : Hendaklah kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat 90 % pintu rezeki (H.R.Ahmad)
Apakah modal utama memulai usaha?
Jika Anda menjawab uang, mungkin
benar, tapi tidak dalam bisnis ala Rasulullah SAW. “Yang menjadi number
one capital dalam bisnis ala Rasulullah adalah kepercayaan (trust) dan
kompetensi,” kata pakar ekonomi syariah, Dr. Muhammad Syafii Antonio,
M.Ec.
Menurut beliau, dalam trust itu ada integritas dan kemampuan
melaksanakan usaha. “Rasulullah membangun usaha dari kecil, dari sekadar
menjadi pekerja, kemudian dipercaya menjadi supervisor, manager, dan
kemudian menjadi investor.
Perjalanan dari kuadran ke kuadran itu, menunjukkan bahwa Rasulullah
adalah seorang entrepreneur yang memiliki strategi dalam mengembangkan
usahanya dan karakteristik untuk mencapai sukses.
Sebagai pengusaha dan pemimpin, Rasulullah mempunyai sumber income
yang sangat banyak. Namun beliau sangat ringan tangan memberi bantuan.
“Beliau sangat tidak sabar melihat ada umat yang menderita dan tidak
ridha melihat kemiskinan di sekitarnya atau kelaparan di depan matanya.
Itu sebabnya, Rasulullah selalu berinfak dengan kecepatan yang luar
biasa, yang digambarkan para sahabatnya sebagai “seperti hembusan
angin”. “Beliau menyedekahkan begitu banyak hartanya dan mengambil
sedikit saja untuk diri dan keluarganya.
Sementara itu menurut Laode M. Kamaluddin. Ph.D. dalam bukunya “14
Langkah Bagaimana Rasulullah SAW Membangun Kerajaan Bisnis”, kejujuran
dan keterbukaan Rasulullah dalam melakukan transaksi perdagangan
merupakan teladan bagi seorang pengusaha generasi selanjutnya. Beliau
selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar
kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga tidak pernah
membuat pelanggannya mengeluh atau bahkan kecewa. Reputasi sebagai
pelanggan yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik. Sejak muda,
beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap
transaksi yang dilakukan.
Di dalam buku ini dipaparkan rahasia bisnis Rasulullah, antara lain
menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga; berpikir visioner,
kreatif dan siap menghadapi perubahan; pintar mempromosikan diri;
menggaji karyawan sebelum kering keringatnya; mengutamakan sinergisme;
berbisnis dengan cinta; serta pandai bersyukur dan berucap terima kasih.
Selain memaparkan rahasia bisnis Rasulullah, Laode M. Kamaluddin.
Ph.D juga memberi penekanan khusus pada pentingnya menjaga amanah. Sebab
kesuksesan Rasulullah tak bisa lepas dari keberhasilannya menjaga
kepercayaan (amanah), ini merupakan ciri utama dari aktivitas bisnis
yang dilakukan oleh Rasulullah sehingga tidak ada satupun orang yang
berinterakasi dengan beliau kecuali mendapatkan kepuasan yang luar
biasa. Dan sangat pantas jika beliau mendapatkan gelar Al-Amiin (orang
yang dapat dipercaya). Itulah modal terbesar yang tak bisa ditawar-tawar
jika kita ingin sukses dalam berbisnis seperti Rasulullah.
Prof. Afzalul Rahman dalam buku Muhammad A Trader, mengungkapkan : “Muhammad
did his dealing honestly and fairly and never gave his customers to
complain. He always kept his promise and delivered on time the goods of
quality mutually agreed between the parties. He always showed a gread
sense of responsibility and integrity in dealing with other people. His
reputation as an honest and truthful trader was well established while
he was still in his early youth”.
(Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang jujur dan adil
(fairplay) dalam membuat perjanjian bisnis dan tidak pernah membuat para
pelanggannya mengeluh (komplain). Beliau selalu menepati janjinya dan
dalam menyerahkan/mengirimkan barang-barang pesanannya selalu tepat
waktu dan tetap mengutamakan kualitas barang yang telah dipesan dan
disepakati sebelumnya. Dalam berperilaku bisnis Beliau selalu
menunjukkan rasa penuh tanggung jawab dan memiliki integritas yang
tinggi di mata siapapun. Reputasi beliau sebagai seorang pedagang yang
jujur dan adil telah dikenal luas sejak beliau masih muda).
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad
adalah seorang pedagang yang jujur dan adil serta dapat dipercaya dalam
membuat perjanjian bisnis sehingga beliau sukses dalam usahanya.
Bandingkan dengan keadaan saat ini yang ada di sekitar kita, ada
sebagian saudara kita yang cenderung menghalalkan segala cara dalam
menjual dagangannya. Fenomena penjual daging sapi glonggongan, daging
sapi dicampur daging celeng, ayam tiren (ayam mati kemaren), borak,
beras dicampur pemutih pakaian, pewarna makanan menggunakan pewarna kain
dan masih banyak lagi. Mereka seolah tidak peduli dengan kerugian dan
dampak yang akan diterima oleh pembelinya. Semakin membuat kita prihatin
mereka berdalih “cari yang haram saja susah apalagi yang halal ?.
Di dunia mayapun seolah tak mau ketinggalan, makin maraknya cyber
crime, aksi tipu-tipu, scam, hoax, virus, pencurian data sampai
pembobolan rekening dll, membuat kita semakin prihatin. Dari ke semua
itu timbul pertanyaan di benak saya : Masih adakah kejujuran dan
keadilan serta amanah atau kepercayaan (trust) di sekitar kita?. Semoga
Alloh SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita
semua. Amin.
Jika Anda mempunyai rencana bisnis, segera lakukan.. sambil belajar sambil mencoba.. dan pastikan lakukan dengan jujur serta amanah..
Referensi :
- Eksiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad SAW, The Super Leader Super Manager – Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec
- 14 Langkah Bagaimana Rasulullah SAW Membangun Kerajaan Bisnis – Laode M. Kamaluddin. Ph.D
- Muhammad A Trader – Prof. Afzalul Rahman
- Hayatu Muhammad – Muhammad Husain Haikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar