Buah Hati Dalam Kepungan Lagu Ironi!
Marilah kita perhatikan perbedaan antara lagu anak-anak kini dan dahulu. Dulu barangkali kita di masa kecil tidak asing dengan lagu “Pelangi-pelangi,” “Bintang Kecil,” “Semut-semut Kecil, ”Naik-naik ke Puncak Gunung,” “Burung Kakak Tua.” Lagu-lagu tersebut sering kita senandungkan saat masih duduk di bangku TK atau SD. Salah satunya, “Oh Ibu dan Ayah selamat pagi/ Kupergi sekolah sampai nanti/ rajinlah selalu tentu kau dapat/ hormati gurumu, sayangi teman/ itulah tandanya kau murid budiman.”
Namun kini, anak-anak lebih akrab dengan lagu populer seperti
Peterpan, D`Massive, Kangen Band, The Rock, Bang Mandor, Keong Racun,
Goyang Dombret, Hamil Tiga Bulan, Belah Duren, dan sebagainya. Lirik
lagu dewasa menjurus kepada cinta yang semu, penuh khayalan tingkat
tinggi, bertemakan hubungan laki-laki dan perempuan yang tidak wajar
(hubungan seks). Sementara, lagu anak-anak memiliki lirik yang ringan,
bertemakan kehidupan anak itu sendiri seperti sekolah, cinta pada
orangtua, cinta pada lingkungan sekitar, hormat pada guru, teman, dan
hewan peliharaan.
Hubungan Lagu Nakal dengan Seks
Para peneliti baru-baru ini menganalisis dampak dari lirik-lirik musik yang berbau seksual terhadap perilaku dan sikap remaja. Para peneliti mempertanyakan apakah lirik sesual pada lagu popular memiliki dampak pada perikaku seksual dan sikap remaja? Caugar Hall, Yosua H. West dan Shane Hill dari Brigham Young University in Provo, Utah, melihat kecenderungan sikap remaja yang menyukai lirik seksual dalam sebuah lagu populer.
Rincian mengenai temuan yang dilakukan oleh ketiga peneliti ini sudah dipublikasikan dalan Jurnal Sexuality & Culture. Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis lirik dari 100 lagu terpopuler di Billboard Hot 100 yang dikumpulkan dari tahun 1959 sampai 2009. Efek dari lirik-lirik seksual pada sebuah lagu memang sangat beragam. Tapi secara umum lirik tersebut merusak pola pikir remaja. Lirik tersebut membuat mereka melakukan hal-hal seksual yang menyimpang antara lain free seks (seks bebas) dan juga penyalahgunaan zat berbahaya, seperti narkotika.
“Musik populer yang memiliki lirik seksual di dalamnya, dapat mengajarkan remaja untuk menjadi agresif secara seksual dan wanita diperlakukan sebagai objek pelampiasannya. Informasi mengenai hal ini penting bagi masyarakat bahwa perlunya pendidikan seks guna menyadari masalah ini dan mengurangi dampak terhadap penyimpangan perilaku seksual di kalangan remaja,” kata mereka.
Dalam penelitian lainnya, Dr. Brian A Primack dari fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat meneliti sebanyak 711 remaja berusia rata-rata 14 tahun. Mereka semua diberi pertanyaan sekitar hobi mereka mendengarkan lagu berlirik porno, dan mengandung unsur seks.
Rata-rata mereka semua mendengarkan lebih dari 14 jam lagu-lagu yang mengandung unsur seks. Dan hasilnya, satu dari tiga remaja tersebut mengaku sudah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya. Para remaja yang mengaku telah melakukan hubungan seksual bahkan mengaku telah melakukannya lebih dari dua kali.
Para orangtua patut merasa khawatir menyaksikan fenomena seperti ini. Mereka takut anak-anaknya tumbuh berkembang dengan kepribadian yang tidak semestinya sebagai akibat munculnya lagu-lagu nakal. Jika orangtua sudah tidak lagi memperhatikan anak-anaknya, tidak peduli akan kepentingan anaknya, tidak menghiraukan dengan siapa ia bergaul, apa yang ia tonton dan dengar, maka itu adalah waktu akan tibanya kehancuran dan kerusakan yang dibuat oleh si anak sendiri.
Dampak Lagu Dewasa
Setidaknya ada tiga dampak serius bagi anak-anak kita yang sering mendengar apalagi sampai menirukan gerakan visual dari lagu dewasa. Tiga dampak itu adalah pertama, anak-anak ‘mendadak’ menjadi dewasa sebelum waktunya. Seorang anak yang telah kecanduan mendengarkan lagu dewasa berakibat pada munculnya pikiran dan sikap ingin mengatui apa yang dimaksud lirik sebuah lagu.
Mereka akan merengek-rengek pada orangtuanya untuk membelikan CD yang bertemakan cinta buta. Sampai suatu saat, mereka akan bertanya hal-hal yang mungkin belum saatnya bagi mereka. “Cinta itu, apa ya ?” “Apa sih, selingkuh itu?” “Pacaran itu, enak g sih?”
Jika orangtua abai akan hal ini, maka anak-anak yang telah kecanduan lagu dewasa tersebut akan berusaha mencari tahu pertanyaan-pertanyaan di atas lewat internet, buku, majalah, dan media-media lain yang kurang mendidik.
Kedua, mempraktekkan lirik lagu dalam dunia nyata. Tidak terhitung sudah berapa anak yang terjun dalam dunia hubungan di luar batas dengan lawan jenisnya. Awalnya, ia tertarik dengan sebuah lagu yang dibumbuhi gerakan-gerakan erotis. Nalurinya ingin mengetahui bagaimana rasanya melakukan adegan demi adegan yang ia lihat dari gerakan dan lirik sebuah lagu. Masa kanak-kanak adalah masa dimana mereka mencari bentuk karakter dan pribadinya. Di masa ini, seorang akan mengikuti apa yang lihat dan dengar, tanpa sadar dampak buruknya.
Ketiga, meniru gaya hidup para artis. Sedikit sekali para artis yang bisa dijadikan panutan. Beberapa di antara mereka jatuh pada dunia Narkoba, perselingkuhan, kawain cerai, dan sebagainya. Bila buah hati menirukan gaya hidup seperti itu, maka ia bisa terseret pada arus yang menggerus etika dan moral, tidak malu-malu lagi berpakaian minim, membuka aurat, dan melakukan tarian erotis.
Memilih Lagu ‘Sehat’
Dalam memilih lagu yang sehat, orangtua perlu berhati-hati agar tidak
jatuh pada penyesalan akibat salah dalam memilih lagu yang sesuai
dengan usia mereka.
Pertama, pilihkanlah lagu yang baik bagi anak.
Baik di sini adalah baik dari segi lirik dan mampu meningkatkan kualitas
kepribadian anak.
Kedua, lagu sehat adalah lagu dengan nada yang menyenangkan dan lucu.
Keriangan dapat menjadi unsur positif dalam diri seorang anak sehingga
ia terbentuk suasana yang hangat dan akrab. Dunia anak-anak tidak selalu
menyoal keriangan tapi setidaknya menjadi fase penting yang melengkapi
pertumbuhannya.
Ketiga, liriknya mudah dipahami. Dunia anak adalah dunia natural yang
mengandung unsur percerapan besar-besaran yang kemudian menjadi model
kognitif dan emotif pada fase perkembangan selanjutnya. Pemberian lagu
dewasa yang berisi pendangkalan kehidupan manusia dapat menghilangkan
beberapa hak perkembangan anak. Bisa kita bayangkan, pikiran seorang
anak usai menyanyikan lagu Cucak Rowo yang berisi muatan seksual karena
salah dalam memilih tema atau lirik lagu. Ketika seorang anak dikepung
dengan musik-musik saru dengan lirik-lirik seronok pastinya, maka
membuat lisan mereka lancar menirukannya.
Keempat, mengandung pesan moral seperti persahabatan, kerajinan,
keuletan, mengandung nilai-nilai pendidikan. lagu dewasa akan memaksa
anak-anak menjadi dewasa dini yang seharusnya bisa menikmati masa
kanak-kanak mereka.
Kelima, bisa mengajak anak menari, bertepuk tangan, menggerakkan
tubuh mereka. Lagu dapat merangsang perkembangan kecerdasan otak. Gerak
dan lagu adalah sarana yang menyenangkan bagi anak-anak untuk
berolahraga atau bersenam. Karena dengan gerak dan lagu, anak-anak bisa
bergerak sambil mendengarkan musik. Ini berarti bahwa anak-anak bisa
merasakan keceriaan, sambil menggerakkan tubuh mereka atau berolaraga
atau bersenam. Hal ini tentu akan bermanfaat bagi anak secara jasmani
dan rohani. Tubuh anak jadi sehat, dan jiwa mereka pun merasakan suka
cita. Sebagai orangtua yang baik, harus mampu memilih lagu yang
atraktif.
Marilah kita berikan anak-anak hak mereka untuk menikmati masa kecil
mereka, masa-masa indah mereka. Jangan kita racuni mereka dengan hal-hal
yang buruk bagi mereka karena mereka adalah tiang-tiang agama dan
bangsa di era selanjutnya.
oleh : Ali Akbar bin Agil, www.hidayatullah.com
1 komentar:
akh izin mengutip sebagian statement utk kepentingan tugas penelitian. jazakallaah khoiron katsiir
Posting Komentar